Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Djoko Adi Walujo: Ulur Tangan Bukan Campur Tangan

22 April 2017   22:13 Diperbarui: 23 April 2017   07:00 1340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu hasil pemindaian koleksi Kak Djoko AW. (Foto: Akun Facebook Djoko AW)

Bisa jadi karena pergaulannya di lingkungan kepramukaan, menjadikan Kak Djoko tidak canggung bahkan untuk bersahabat dengan mereka yang usianya jauh lebih muda. Sebagian anggota ISJ yang berusia di bawah 30 tahun, pernah merasakan kehangatan persahabatan dengannya sewaktu berlangsungnya Jambore Nasional (Jamnas) X di Bumi Perkemahan Pramuka Wiladatika Cibubur, Jakarta Timur, pada 14-21 Agustus 2016.

Meski pun bukan panitia dan tidak terlibat apa pun, namun dia menyumbang pembuatan spanduk-spanduk ISJ untuk dipasang di arena Jamnas.  Dia juga menyempatkan diri sengaja datang dari Surabaya ke Jakarta untuk menengok adik-adiknya, meski pun hujan turun lebat dan bahkan sampai malam hari.

Sebagai seorang yang mengatakan dirinya sendiri adalah “pemerhati buku” dan senang pula pada aktivitas jurnalistik, membuat Kak Djoko banyak mendukung kegiatan literasi. Para sivitas akademikanya diajak untuk banyak membaca, menulis, dan dia sangat senang bila para dosen di Unipa menerbitkan buku-buku karya mereka. Hal itu diungkapkan secara terbuka, termasuk di media sosial.

Salah satu hasil pemindaian koleksi Kak Djoko AW. (Foto: Akun Facebook Djoko AW)
Salah satu hasil pemindaian koleksi Kak Djoko AW. (Foto: Akun Facebook Djoko AW)
Boleh dibilang Kak Djoko ini memang “gaul”, meski sibuknya luar biasa, hampir setiap hari dia menuliskan catatan-catatannya di akun Facebook-nya. Bahkan untuk koleksi benda-benda memorabilia kepramukaan yang dimilikinya, tidak tanggung-tanggung, dipindai dan hasil pemindaian, diunggah di Facebook.  Uniknya lagi, Kak Djoko cukup kreatif menampilkan hasil pemindaiannya, diramu dengan tulisan dan gambar tambahan, sehingga tampilan foto koleksinya menjadi lebih menarik.

Dia juga masih menulis di blog. Ada sekitar 10 blog pribadinya, mulai dari blog tentang koleksinya, blog tentang pandu dan Pramuka, sampai blog kata-kata bijak yang dikumpulkannya. Pernah ditanyakan kepadanya kenapa dia sampai membuat demikian banyak blog, jawabannya, “Karena saya ingin berbagi”. Tujuannya agar orang lain mendapat manfaat juga dari tulisan dan foto-foto yang diunggahnya. Ya, semangat berbagi itulah yang tampak nyata dari sosok seorang Djoko Adi Walujo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun