Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenangan Persaudaraan di Singapura

14 April 2017   14:32 Diperbarui: 15 April 2017   00:00 1136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aktivitas tukar-menukar badge. (Foto: R. Andi Widjanarko, ISJ)

Seminggu telah berlalu, namun kemeriahan  acara the 3rd Singapore Scout International Friendship Fiesta atau Pertemuan Persahabatan Internasional Kepanduan Singapura, masih tetap menjadi kenangan yang belum dapat dilupakan – dan bahkan mungkin tak terlupakan – oleh para peserta yang hadir pada acara di gedung Kwartir Nasional Singapore Scout Association (SSA), organisasi nasional kepanduan di Singapura, pada 8 April 2017.

Saat itu hadir lebih dari 500 peserta, mulai dari usia yang di Indonesia masuk dalam golongan Pramuka Siaga (7-10 tahun), Penggalang (11-15 tahun) Penegak dan Pandega (16-25 tahun), maupun anggota-anggota dewasa kepanduan. Mereka bukan hanya dari Singapura, tetapi juga datang dari Australia, Indonesia, Inggris, Malaysia, Thailand, dan Korea.

Aktivitas tukar-menukar badge. (Foto: R. Andi Widjanarko, ISJ)
Aktivitas tukar-menukar badge. (Foto: R. Andi Widjanarko, ISJ)
Seminggu telah berlalu, namun sampai saat ini kenangan tentang acara tersebut masih ramai diperbincangkan melalui beragam akun media sosial. Memang, acara yang untuk ketiga kalinya diadakan oleh Singapore Scout Collectors Club (SSCC) dan didukung penuh oleh SSA, semakin menarik dan mengakrabkan para peserta.

Acara itu pertama kali diadakan pada 2014, kemudian selanjutnya pada 2015. Kini yang ketiga kalinya diadakan di tempat yang sama. Walaupun sempat turun hujan deras di luar, namun di dalam ruangan acara tetap berlangsung dengan kehangatan persaudaraan antarpandu.

Menyaksikan koleksi memorabilia kepanduan. (Foto; R. Andi Widjanarko, ISJ)
Menyaksikan koleksi memorabilia kepanduan. (Foto; R. Andi Widjanarko, ISJ)
Para peserta saling bertukar pengalaman dan juga menyaksikan pameran koleksi-koleksi benda memorabilia kepanduan, yaitu benda-benda kenangan bersejarah yang terkait dengan aktivitas kepanduan.  Mulai dari badge dan lambang-lambang, seragam, bendera, setangan leher, buku-buku, sampai piagam penghargaan, prangko dan kartu pos, serta banyak lagi.

Para peserta juga diajak untuk saling bertukar benda-benda memorabilia yang mereka, umumnya badge-badge (lambang dari kain yang sekarang umumnya dicetak dengan sistem bordir komputer). Tukar-menukar badge bukan sekadar kegiatan untuk mengoleksi benda memorabilia kepanduan, tetapi lebih dari itu. Melalui aktivitas tukar-menukar badge itu, para Pandu saling berkenalan, membina persahabatan, saling berbagi dan menambah wawasan dengan benda yang dipertukarkan, yang sekaligus menambah wawasan dan pengetahuan umum masing-masing.

Para anggota Gerakan Pramuka dan Persekutuan Pengakap Malaysia berfoto bersama. (Foto: Angel Siahaan, ISJ)
Para anggota Gerakan Pramuka dan Persekutuan Pengakap Malaysia berfoto bersama. (Foto: Angel Siahaan, ISJ)
Hal itu jugalah yang dilakukan para anggota Gerakan Pramuka maupun anggota Indonesia Scout Journalist yang hadir pada acara itu. Mereka datang dari Batam dan Natuna di Kepulauan Riau, serta dari Jakarta. Mereka pun merasakan atmosfer persahabatan yang kuat di antara para peserta. Bahkan sesudah acara berakhir pada pukul 15.00 waktu setempat, beberapa anggota Pramuka dari Batam masih saling berbincang-bincang dengan sahabat-sahabat dari Singapura, sebelum kembali pulang ke Batam menggunakan ferry.

Organisasi Unik

Persahabatan dan persaudaraan itu juga nyata melalui penampilan-penampilan panggung yang digelar. Para anggota Persekutuan Pengakap Malaysia yang datang dari Johor dan Johor Bahru, menampilkan senam semafor. Sementara teman-teman dari SSA mempertunjukkan keterampilan bela diri kungfu yang disambut hangat mereka yang hadir.

Tidak sampai di situ. Nyanyi bersama dengan penuh kegembiraan diiringi tepuk tangan, juga menjadikan suasana pertemuan semakin mempererat persaudaraan semua yang hadir. Persaudaraan itulah yang juga ditekankan oleh  International Commissioner (Andalan Urusan Internasional) SSA, Chay Hong Leng, dalam sambutan pembukaannya. Hong Leng mengatakan bahwa pertemuan tersebut menjadi upaya untuk lebih memperkenalkan persaudaraan kepanduan internasional, mempromosikan acara-acara internasional, serta memberikan pendidikan tentang berbagai program tingkat dunia.

Spanduk acara 3rd International Friendship Fiesta. (Foto: SSCC)
Spanduk acara 3rd International Friendship Fiesta. (Foto: SSCC)
Dalam sambutan yang dibacakan oleh Michael Poh yang juga merupakan Ketua SSCC, disebutkan pula bahwa acara tersebut juga menjadi kesempatan untuk saling berbagi pengetahuan dan wawasan tentang kepanduan, dan yang tak kalah pentingnya adalah membina persaudaraan kepanduan secara internasional.

Kepanduan adalah suatu organisasi yang unik, tidak ada satu pun organisasi kaum muda di dunia yang dapat mengatakan bahwa mereka merupakan organisasi yang benar-benar mempunyai persaudaraan internasional seperti kepanduan. Tujuan kepanduan adalah untuk membantu menciptakan dunia yang lebih baik, dan visinya adalah untuk melihat para Pandu menjadi warganegara yang aktif dan dapat memberikan perubahan positif bagi lingkungan dan bagi dunia dengan menyebarluaskan nilai-nilai kepanduan, yang selalu bersungguh-sungguh menjalankan kewajiban masing-masing kepada Tuhan Yang Maha Esa apa pun agamanya, menolong sesama hidup, selalu siap membantu masyarakat, bangsa, dan negara untuk mengembangkan sikap positif di mana saja.

Dari berbagai negara, ikut bergembira dalam persaudaraan di Singapura. (Foto: Koleksi ISJ)
Dari berbagai negara, ikut bergembira dalam persaudaraan di Singapura. (Foto: Koleksi ISJ)
Hal-hal inilah yang membekas dalam ingatan para peserta, dan meski pun telah seminggu berlalu, tetap masih diperbincangkan sampai saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun