Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pasar Senen Riwayatmu Dulu

19 Januari 2017   15:54 Diperbarui: 19 Januari 2017   16:27 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proyek Senen tahun 1970-an. (Foto: gobetawi.com)

Waktu itu Mal Atrium Senen belum ada, dan Lapangan Banteng masih menjadi Terminal Bus Kota.  Jadi kami para siswa, menunggu bus kota dari arah Lapangan Banteng yang melalui Pasar Senen dan menuju ke arah Matraman dan Jatinegara. Penulis sendiri akan turun di depan Apotik Djatinegara, lalu menyeberang menuju ke rumah di Jalan Slamet Riyadi IV.

Nah, ada kalanya sebelum pulang ke rumah, kami bermain-main dulu di Pasar Senen. Di sana ada toko Sincere Store, dan di toko itulah penulis membeli kamera Yashica, yang merupakan kamera foto pertama milik penulis, dengan uang tabungan yang penulis kumpulkan sedikit demi sedikit. Rasanya bangga, mempunyai kamera foto sendiri.

Sewaktu jatuh cinta, aha...!, penulis juga mengajak teman dekat wanita yang juga siswa SMA, ke Pasar Senenuntuk sekadar membelikan es shanghai atau makan mi bakso. Mungkin inilah yang namanya "cinta monyet", karena saat itu penulis memang sering membeli kacang goreng (bukankah monyet sering diasosiasikan makan kacang, he..he..he..).

Bagaimana dengan Wikimuers lainnya? Ada juga pengalaman di Pasar Senen?

Begitulah isi lengkapnya tulisan yang pernah dimuat di Wikimu tersebut. Sekadar tambahan catatan, setelah saya cek ulang, ternyata Pemimpin Redaksi Harian Indonesia Rayabukanlah Rosihan Anwar seperti yang saya tulis di Wikimu, tetapi Mochtar Lubis. Apa pun itu, yang juga teringat adalah sewaktu masih Sekolah Dasar dan diajak orangtua ke Pasar Senen, di situ pun dijual suratkabar Harian Indonesia Raya.

Catatan tambahan, tulisan ini cukup unik – paling tidak dari pandangan saya sendiri – karena menggabungkan tiga tulisan dari tiga masa berbeda, tulisan di Wikimu yang ditulis pada 26 Desember 2007 dengan juga mengutip tulisan saya sebelumnya yang juga dimuat di Wikimu pada 29 Maret 2007, tulisan di Notes Facebook yang ditulis pada 2013, dan tulisan ini sekarang yang ditulis 19 Januari 2017.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun