Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama FEATURED

Dari "BI" ke "NKRI" pada Hari Bela Negara

19 Desember 2016   19:47 Diperbarui: 19 Desember 2019   12:17 1139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beragam pecahan uang kertas dan logam emisi 2016. (Foto: Bank Indonesia)

Seperti juga dikatakan Presiden Joko Widodo bahwa, “Setiap lembar rupiah adalah wujud kedaulatan kita sebagai negara bahwa kita tidak bertransaksi dengan mata uang negara lain. Setiap lembar rupiah adalah bukti kemandirian Indonesia, kemandirian ekonomi kita di tengah ekonomi dunia”.

Wujud kedaulatan bahwa RI masih ada dibuktikan dengan pendirian PDRI pada 19 Desember 1948. Kini, 68 tahun kemudian wujud kedaulatan itu dibuktikan kembali dengan peluncuran uang emisi 2016 yang keseluruhan uang kertasnya tertulis uang NKRI.

Satu hal lagi yang perlu dicatat, Sjafruddin Prawiranegara juga pernah menjabat sebagai Gubernur BI. Bahkan dia adalah Gubernur pertama dari BI pada 1951. 

Jadi kalau sekarang peluncuran uang emisi 2016 dilakukan di Gedung BI di Jakarta dan tepat pada Hari Bela Negara yang ditetapkan untuk memperingati kisah heroik Sjafruddin Prawiranegara dan kawan-kawan mendirikan PDRI, sebenarnya bukanlah kebetulan. 

Ini menunjukkan bela negara bisa juga ditunjukkan lewat uang rupiah, sebagaimana dikatakan Presiden Joko Widodo, agar semua WNI diharapkan mencintai rupiah daripada mata uang asing., dan juga mencintai rupiah dengan tidak menyebarkan kabar-kabar bohong tentang rupiah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun