Hari ini, 19 Desember 2016, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, didampingi Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo, dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani, meresmikan dan meluncurkan uang kertas dan logam emisi 2016.
Ada yang berbeda dengan uang-uang sebelumnya, selain semakin banyak Pahlawan Nasional yang ditampilkan, juga tulisan “Negara Kesatuan Republik Indonesia” (NKRI) yang tertera jelas.
Tanggal itu diperingati untuk mengenang lahirnya Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI), sebuah sejarah yang ditorehkan oleh Sjafruddin Prawiranegara yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kemakmuran RI.
Sebelum menjadi Menteri Kemakmuran, Sjafruddin pernah menjadi Menteri Keuangan RI juga.
Sebelum ditangkap, Soekarno dan Hatta memilih untuk tetap berada di ibu kota RI yaitu di Yogyakarta, untuk menegaskan bahwa RI tetap ada.
Kedua tokoh Proklamasi RI itu pun telah menghubungi Syafruddin Prawiranegara dan memberi mandat kepadanya untuk membentuk pemerintah darurat, bila Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda.
Maka Syafruddin Prawiranegara bersama Gubernur Sumatera, Teuku Mohammad Hassan, bertindak cepat di Bukitttinggi. Mereka pun segera mendeklarasikan PDRI, sebagai bukti bahwa RI tetap dan terus ada.
Seperti juga dikatakan Presiden Joko Widodo bahwa, “Setiap lembar rupiah adalah wujud kedaulatan kita sebagai negara bahwa kita tidak bertransaksi dengan mata uang negara lain. Setiap lembar rupiah adalah bukti kemandirian Indonesia, kemandirian ekonomi kita di tengah ekonomi dunia”.
Wujud kedaulatan bahwa RI masih ada dibuktikan dengan pendirian PDRI pada 19 Desember 1948. Kini, 68 tahun kemudian wujud kedaulatan itu dibuktikan kembali dengan peluncuran uang emisi 2016 yang keseluruhan uang kertasnya tertulis uang NKRI.
Satu hal lagi yang perlu dicatat, Sjafruddin Prawiranegara juga pernah menjabat sebagai Gubernur BI. Bahkan dia adalah Gubernur pertama dari BI pada 1951.
Jadi kalau sekarang peluncuran uang emisi 2016 dilakukan di Gedung BI di Jakarta dan tepat pada Hari Bela Negara yang ditetapkan untuk memperingati kisah heroik Sjafruddin Prawiranegara dan kawan-kawan mendirikan PDRI, sebenarnya bukanlah kebetulan.
Ini menunjukkan bela negara bisa juga ditunjukkan lewat uang rupiah, sebagaimana dikatakan Presiden Joko Widodo, agar semua WNI diharapkan mencintai rupiah daripada mata uang asing., dan juga mencintai rupiah dengan tidak menyebarkan kabar-kabar bohong tentang rupiah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H