Sedangkan mengenai namanya yang hanya terdiri dari dua suku kata “ang” dan “ka”, sementara orang Jawa terutama kaum bangsawan sebagaimana Raden Angka itu biasanya memiliki nama dengan tiga suku kata, sebagaimana dibahas oleh peserta diskusi, bisa jadi itu merupakan singkatan. Dia dilahirkan pada 13 Desember 1897 dan menurut pertanggalan Jawa itu adalah Selasa Kiwon. Bisa jadi namanya adalah singkatan dari Anggara (Anggoro) Kasih yang berarti Selasa yang mulia, sebagaimana Selasa Kliwon tadi.
Diskusi tersebut menunjukkan bahwa penelitian sejarah memang harus melibatkan banyak aspek dan bidang studi. Seperti contoh lain yang juga dikemukakan Yuda Tangkilisan ketika menunjukkan foto peserta Kongres I pada 3-5 Oktober 1908 di Yogyakarta. Di situ tidak ada penjelasan mengenai nama-nama peserta kongres yang terlihat pada foto. Tetapi Yuda mengambil studi ikonografi atau studi yang mempelajari identifikasi, deskripsi dan interpretasi isi gambar, sebagaimana sering dilakukan para arkeolog untuk mendeskripsikan arca-arca yang banyak dijumpai di candi-candi Indonesia, melihat foto profil dr. Angka dan berhasil mengidentifikasikan salah satu peserta kongres sebagai dr. Angka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H