Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Warisan Basoeki Abdullah yang Tetap Terjaga

29 November 2016   16:09 Diperbarui: 29 November 2016   18:39 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tokoh-tokoh dunia dalam lukisan Basoeki Abdullah. (Foto: Esha Fazrial, ISJ #354)

Nama Basoeki Abdullah pasti sudah amat dikenal di Indonesia, dan juga di mancanegara. Apalagi bagi penggemar, pencinta, dan kolektor seni rupa, khususnya lukisan. Selain terkenal dengan lukisan pemandangan dan wanita-wanita cantik, Basoeki Abdullah adalah seorang pelukis yang amat terkenal dengan lukisan para kepala negara dan tokoh-tokoh terkemuka dari seluruh dunia.

Tokoh-tokoh dunia dalam lukisan Basoeki Abdullah. (Foto: Esha Fazrial, ISJ #354)
Tokoh-tokoh dunia dalam lukisan Basoeki Abdullah. (Foto: Esha Fazrial, ISJ #354)
Dilahirkan di Surakarta, Jawa Tengah, pada 27 Januari 1915, Basoeki Abdullah meninggal dunia di Jakarts, pada 5 November 1993. Sesuai surat warisan yang dibuatnya sebelum meninggal dunia, Basoeki menghibahkan rumahnya di Jalan Keuangan No.19, Cilandak, Jakarta Selatan itu beserta sejumlah lukisannya dan deposito yang dimilikinya kepada negara.

Hal tersebut diungkapkan kembali oleh mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Prof. Dr. Wardiman Djojonegoro, saat peresmian pengembangan Museum Basoeki Abdullah yang sekaligus disertai pameran karya para pemenang dan nominator “Basoeki Abdullah Art Award #2” (BAAA #2) di bekas rumah kediaman pelukis terkemuka itu di Jakarta Selatan, pada Selasa, 29 November 2016.

Basoeki yang dijuluki juga sebagai salah satu maestro seni lukis modern Indonesia, rupanya telah menyiapkan surat warisan sebelum beliau meninggal dunia. Dia menyerahkan bangunan rumah dan lukisan-lukisannya kepada negara. Sebenarnya yang bertindak sebagai pelaksana atau istilah Wardiman sebagai “eksekutor” pelaksanaan warisan itu adalah Prof. Dr. Fuad Hassan, yang merupakan Mendikbud sebelum masa jabatan Wardiman. Namun, Fuad Hassan menyatakan tak bisa mengerjakan, sehingga diambil alih oleh Wardiman.

Saat itu, sempat terjadi silang pendapat antara negara yang diwakili Mendikbud dengan istri Basoeki Abdullah, Nataya Nareerat. Perempuan asal Thailand itu meminta haknya juga sebagai istri. Mengingat sepeninggal pelukis terkenal itu, Nataya masih tinggal di rumah yang berada di Cilandak itu, maka Nataya meminta rumah itu dan sejumlah lukisan karya Basoeki Abdullah yang ada di rumah tersebut.

Wardiman kemudian memanggil Nataya ke kantornya. Akhirnya, disepakati uang deposito milik Basoeki Abdullah yang berjumlah Rp 210 juta – jumlah yang cukup besar pada 1990-an mengingat saat itu kurs dollar AS hanya sekitar Rp 2.500 – diberikan kepada Nataya. Tetapi rumah di Cilandak menjadi milik negara. Demikian pula lukisan-lukisan yang diwariskan Basoeki diberikan kepada negara.

Patung dada Basoeki Abdullah di dalam gedung baru museum tersebut. (Foto: Esha Fazrial, ISJ #354)
Patung dada Basoeki Abdullah di dalam gedung baru museum tersebut. (Foto: Esha Fazrial, ISJ #354)
Secara resmi, negara memiliki rumah dan lukisan-lukisan tersebut di akhir masa jabatan Wardiman sebagai Mendikbud pada 1998. Setelah itu, barulah rumah tersebut direnovasi agar dapat difungsikan sebagai museum, sebagaimana keinginan Basoeki Abdullah juga agar karya-karyanya dapat dilihat orang banyak.

Proses renovasi berjalan cukup lama, dan baru pada 2001 diresmikanlah Museum Basoeki Abdullah yang menempati bekas rumah kediaman pelukis terkenal itu. Saat itu, bidang Kebudayaan disatukan dengan Pariwisata, sehingga peresmiannya pun dilakukan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, I Gede Ardika.

Kini, selain bangunan asli bekas rumah kediaman Basoeki Abdullah, telah ada gedung baru tepat di sampingnya. Proyek pengembangan Museum Basoeki Abdullah itu dikerjakan sejak 2014. Prasasti pengembangan dan perluasan museum itu ditandatangani oleh Mendikbud saat ini, Dr. Muhadjir Effendy. Namun karena kesibukan negara, Mendikbud tidak dapat hadir, dan diwakilkan dengan kehadiran Direktur Jenderal Kebudayaan, Dr. Hilmar Farid.

Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid (kanan), ketika menerima buku
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid (kanan), ketika menerima buku
Ketika memberi sambutan pada peresmian pengembangan museum dan pelaksanaan pameran karya pemenang BAAA #2, Hilmar Farid menyambut gembira kehadiran gedung baru museum dan pameran tersebut, karena diharapkan dapat semakin mendekatkan dan melibatkan masyarakat, khususnya generasi muda, ke museum-museum yang ada di Indonesia. Peserta BAAA #2 memang ditujukan kepada pelukis-pelukis muda yang berusia antara 17 sampai 30 tahun.
 Secara umum, kehadiran gedung baru itu memang menambah ruang museum tersebut. Lebih penting lagi, dengan adanya ruang lebih luas, memungkinkan bukan hanya menampilkan karya-karya Basoeki Abdullah, tetapi juga karya-karya para pelukis muda seperti para pemenang BAAA #2, sehingga masyarakat luas dapat melihat alur kesinambungan sejarah seni rupa, khususnya seni lukis Indonesia, dari karya tokoh maestro yang amat senior ke karya generasi yang jauh lebih muda.

Tampaknya ini yang memang diinginkan oleh Basoeki Abdullah ketika dia membuat surat warisannya. Menghibahkan rumah untuk dijadikan museum lengkap dengan lukisan-lukisan karyanya kepada negara, membuat karya-karya luar biasa itu tetap terjaga keberadaannya. Kini dengan adanya gedung baru tersebut, Pemerintah pun sepakat untuk tetap menjaga warisan Basoeki Abdullah itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun