Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Kisah di Tahun 2045

28 November 2016   13:18 Diperbarui: 28 November 2016   13:32 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin karena itu jugalah, film “Dulu di Negeri Kita” menjadi menarik. Film yang menjadi box office di mana-mana, digarap oleh dua sutradara kenamaan, Annissa Wahyuningsih dan Syafie Hanafi. Film itu menggambarkan suasana negara di masa lalu, sekitar 30 sampai 50 tahun lalu. Ketika negara masih terbilang kacau, aksi kekerasan ada di mana-mana, dan banyak rakyat yang hidup susah. Suasana yang sangat bertolak belakang saat ini, bukan hanya di negara ini, tetapi juga di banyak negara lain di dunia.

Ketika negara-negara di dunia telah berkembang menjadi negara maju, sejahtera, dan saling bersahabat satu sama lain, menyaksikan film dengan suasana yang terbilang kacau, menjadi tontonan unik. Apalagi film itu dikemas dengan demikian menariknya, sehingga tak heran kalau Presiden Martinus Ibo telah memprediksi bakal menjadi film terbaik di tingkat dunia. ….. (kisah dongeng ini semoga bakal berlanjut, berlanjut menjadi kenyataan, ya siapa tahu?)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun