Belakangan, hak terjemahannya diambil oleh PT Gramedia Pustaka Utama (GPU). Pihak GPU menerjemahkannya berdasarkan teks aslinya dalam Bahasa Prancis. Maka Snowy berubah menjadi Milo, Profesor Calculus menjadi Profesor Lakmus, dan duo detektif menjadi Dupond dan Dupont.
Mengingat terjemahan kisah tersebut yang benar-benar tersebar ke banyak bahasa di dunia, tak heran bila penggemarnya juga amat banyak di seluruh. Bahkan selain di Belgia yang merupakan “tanah kelahiran” Tintin, komunitas penggemar kisah petualangan itu juga tumbuh di banyak negara.
Komunitas tersebut juga cukup aktif mengadakan kegiatan. Paling tidak dalam setahun ada beberapa kali pertemuan, berkumpul bersama sambil membicarakan berbagai hal, bahkan termasuk hal-hal di luar kisah Petualangan Tintin. Di luar itu, KTI juga cukup sering mengikuti pameran seperti Toys Fair atau Comic Convention.
Bandara Kemayoran
Bisa jadi, banyaknya penggemar kisah Petualangan Tintin di Indonesia, karena negara kita pun masuk dalam daftar kisah yang diceritakan Herge itu. Dalam serial Tintin “Penerbangan 714”. Diceritakan Tintin dan kawan-kawan mendarat di Bandara Kemayoran, bandara internasional di Jakarta yang beroperasi sampai 1985.
Diceritakan, mereka sebenarnya dalam transit setelah menempuh perjalanan dari Belgia hendak menuju Australia. Di Bandara Kemayoran, mereka bertemu seorang miliarder eksentrik yang akhirnya mengundang mereka naik pesawat pribadinya yang juga hendak ke Australia. Apa mau dikata, pesawat dibajak.
Dalam komik itu diceritakan, pesawat melewati radar Bandara Makassar, dan akhirnya mendarat di sebuah pulau bernama Bompa-bompa. Ini jelas nama fiktif, namun di pulau tersebut ditemukan Komodo, binatang purba yang digambar Herge dengan baik. Tak pelak banyak orang yang mengaitkan Pulau Bompa-bompa itu dengan pulau-pulau di Nusa Tenggara Timur, tempat komodo hidup dan berkembang biak.
Akhir cerita tentu Tintin dan kawan-kawan berhasil mengalahkan si pembajak dan komplotannya. Mereka kembali ke Bandara Kemayoran dan bersiap menaiki pesawat Qantas, untuk terbang ke Australia.
Itulah sebabnya KTI dan komunitas-komunitas yang terkait dengan penerbangan di Indonesia, berusaha menyelamatkannya. Bandara Kemayoran adalah bukti sejarah dunia penerbangan Indonesia, karena merupakan bandara komersial internasional pertama di Indonesia, dan sekaligus bukti sejarah perkembangan Jakarta sebagai kota metropolitan dan ibu kota negara Republik Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H