Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Gambar Cadas, Bukti Imajinasi Manusia Prasejarah

11 November 2016   22:54 Diperbarui: 12 November 2016   04:09 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemampuan berimajinasi dan mewujudkannya dalam bentuk nyata , seperti gambar, bisa jadi adalah salah satu hal yang membedakan manusia dengan binatang.

Memang, dapat saja ada yang mengatakan, kalau dia – maksudnya manusia prasejarah – menggambar telapak tangan atau binatang, bukankah itu yang mereka lihat sendiri? Tetap saja, binatang-binatang yang dilihat tidak bisa dibawa masuk ke dalam gua, didudukkan seperti sekarang orang mendudukkan hewan peliharaannya, kemudian digambar pada dinding gua bentuknya.

Pun tentang lukisan cap tangan. Kemampuan menggunakan alat untuk mencetak gambar telapak tangan dengan mencelupkan tangan ke dalam suatu cairan kemudian menempelkannya di dinding gua, tentu memerlukan proses pula.

Harus dimulai dengan memilih bahan untuk dicairkan dan kemudian tangan dimasukkan ke dalamnya. Lalu juga harus tahu berapa lama telapak tangan harus menempel pada dinding gua agar cap tangan itu tercetak dan tidak hilang.

Tunggu dulu.. itu bukan cap tangan yang dibuat dengan mencelupkan tangan ke dalam cairan lalu ditempel di dinding gua. Mungkin begitu sergah pendapat lain. Baiklah, tetap saja dibutuhkan kemampuan memilih bahan untuk mewarnai dinding gua, membuat gambar cap tangan, dan hasilnya dapat bertahan lama, ribuan tahun sampai sekarang.

Maka jelaslah, udah sepantasnya, keberadaan lukisan gua atau gambar cadas itu tetap dijaga, dilestarikan, dan diteruskan kepada generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun