Kemampuan berimajinasi dan mewujudkannya dalam bentuk nyata , seperti gambar, bisa jadi adalah salah satu hal yang membedakan manusia dengan binatang.
Memang, dapat saja ada yang mengatakan, kalau dia – maksudnya manusia prasejarah – menggambar telapak tangan atau binatang, bukankah itu yang mereka lihat sendiri? Tetap saja, binatang-binatang yang dilihat tidak bisa dibawa masuk ke dalam gua, didudukkan seperti sekarang orang mendudukkan hewan peliharaannya, kemudian digambar pada dinding gua bentuknya.
Pun tentang lukisan cap tangan. Kemampuan menggunakan alat untuk mencetak gambar telapak tangan dengan mencelupkan tangan ke dalam suatu cairan kemudian menempelkannya di dinding gua, tentu memerlukan proses pula.
Harus dimulai dengan memilih bahan untuk dicairkan dan kemudian tangan dimasukkan ke dalamnya. Lalu juga harus tahu berapa lama telapak tangan harus menempel pada dinding gua agar cap tangan itu tercetak dan tidak hilang.
Tunggu dulu.. itu bukan cap tangan yang dibuat dengan mencelupkan tangan ke dalam cairan lalu ditempel di dinding gua. Mungkin begitu sergah pendapat lain. Baiklah, tetap saja dibutuhkan kemampuan memilih bahan untuk mewarnai dinding gua, membuat gambar cap tangan, dan hasilnya dapat bertahan lama, ribuan tahun sampai sekarang.
Maka jelaslah, udah sepantasnya, keberadaan lukisan gua atau gambar cadas itu tetap dijaga, dilestarikan, dan diteruskan kepada generasi mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H