Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

“Flashblogging” Kompasianival 2016: 8 Tulisan, 1 H+P, 6 P, Sepeda!

9 Oktober 2016   10:13 Diperbarui: 9 Oktober 2016   10:25 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tarian Suku Kamoro, Papua. (Foto: koleksi pribadi)

Kafe ini disediakan oleh Bank BCA untuk para blogger yang ingin duduk santai. Dilengkapi jajanan dan minuman segar, yang semuanya disediakan secara gratis. Tambah pun tidak dilarang. Saya pun akhirnya ikut bergabung bersama para Kompasianer yang telah ada di situ. Perut kenyang, semangat untuk menulis kembali membara.

Kafe Blogger. (Foto: koleksi pribadi)
Kafe Blogger. (Foto: koleksi pribadi)
Tulisan “flashblogging” keempat saya berjudul “Jajan Asyik di Kafe Blogger di Kompasianival 2016” selesai dalam waktu cepat. Sebagaimana yang lain, tulisan tersebut saya lengkapi dengan ilustrasi foto kesibukan di kafe tersebut, yang bisa dibaca di sini: Jajan Asyik di Kafe Blogger di Kompasianival 2016

Kemudian saya memuatnya pada pukul 13:20:13, dan menjadi tulisan “Pilihan” Kompasiana. Sahabat Kompasianer dari Manado, Johanis Malingkas, mengomentari dua kali dan memberi ucapan salam sukses untuk saya.

Setelah empat tulisan, saya pun berkeliling lagi di arena Kompasianival. Saya menuju booth PT. Freeport Indonesia karena tertarik keberadaan seorang perajin yang sedang menyelesaikan seni kriya khas Papua. Cukup lama saya memperhatikan keterampilan jemari tangannya mengolah karya yang sedang dibuatnya.

Saya juga sempat melihat-lihat dan membaca beberapa brosur yang disediakan perusahaan pertambangan itu. Hasilnya adalah tulisan “flashblogging” kelima yang berjudul “Dari Papua untuk Kompasianival 2016”, yang bisa dibaca di sini: Dari Papua untuk Kompasianival 2016

Perajin Papua. (Foto: koleksi pribadi)
Perajin Papua. (Foto: koleksi pribadi)
Tulisan yang saya lengkapi dengan empat foto tersebut saya muat pada pukul 14:22:41. Karya itu dijadikan tulisan “Pilihan” Kompasiana dan saya mendapat telepon dari seorang teman yang senang karena yang saya mengangkat seni kriya Papua.

Saya masih terus berkeliling di arena Kompasianival 2016. Bercakap-cakap dengan sesame Kompasianer, dan mampir pula di beberapa booth di sekeliling ruang penyelenggaraan acara itu. Saya sempat mampir ke booth Pertamina dan booth Cap Lang. Hasilnya adalah tulisan “flashblogging” saya keenam berjudul “Kompasianival 2016, dari Baju, Makanan, sampai Minyak Kayu Putih” yang bisa dibaca di sini; Kompasianival 2016 dari Baju Makanan Sampai Minyak Kayu Putih

Bergaya dengan botol minyak kayu putih aromaterapi. (Foto: koleksi pribadi)
Bergaya dengan botol minyak kayu putih aromaterapi. (Foto: koleksi pribadi)
Tulisan ini saya muat pada pukul 15:36:16, dan belakangan saya tahu bahwa ini adalah satu-satunya tulisan “flashblogging”  pada Kompasianival 2016 yang tidak menjadi tulisan “Pilihan”, apalagi menjadi “Headline”. Mungkin karena isinya terlalu biasa.

Setelah tulisan “flashblogging” keenam ini, saya berhenti cukup lama. Saya pun memutuskan untuk lebih bersantai menikmati sajian yang ada. Maka tampillah pertunjukan kesenian dari Suku Kamoro, Papua. Betapa indah, saya sangat menikmatinya dan saya melihat para pengunjung Kompasianival 2016 lainnya juga begitu bersemangat menyaksikan dan mengabadikan lewat telepon seluler maupun kamera masing-masing.

Tarian Suku Kamoro, Papua. (Foto: koleksi pribadi)
Tarian Suku Kamoro, Papua. (Foto: koleksi pribadi)
Bagi saya pribadi, selain ikut juga memotret, lahir pula tulisan “flashblogging” saya ketujuh. Tulisan berjudul “Tari Papua di Kompasianival 2016, Bukti Keberagaman Tetap Perlu” dapat dibaca di sini: Tari Papua di Kompasianival 2016 Bukti Keberagaman Tetap Perlu

Tulisan itu saya lengkapi dengan dua foto dan saya muat pada pukul 17:14:16. Setidaknya ada tiga Kompasianer yang menilai tulisan itu, ada yang menyebut sebagai tulisan inspiratif, dan ada juga yang mengatakan tulisan itu aktual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun