Di Balai Kota DKI Jakarta, Kapten Haddock hadir. (Foto: Dhewy Trisna)
Menyadari pentingnya peninggalan bekas Menara ATC Kemayoran itu sebagai bukti sejarah penerbangan di Indonesia dan sekaligus sejarah perkembangan kota metropolitan Jakarta, maka Gubernur DKI Jakarta pada 1993 mengeluarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993 tentang Benda Cagar Budaya (BCB) yang ada di Jakarta. Dari puluhan nama bangunan bersejarah yang masuk dalam daftar, salah satunya adalah Menara Kemayoran tersebut.
Sebagai BCB, seharusnya Menara Kemayoran tetap dijaga kelestariannya. Sayangnya, seiring dengan perkembangan zaman, bangunan itu nyaris terlantar. Semak belukar tumbuh tinggi di sekelilingnya. Menyadari hal itu, Komunitas Tintin Indonesia (KTI) sebagai wadah penggemar kisah “Petualangan Tintin” di Indonesia, tergerak untuk mempromosikan upaya penyelamatan Menara Kemayoran itu.
Bersama dengan komunitas-komunitas lain di Jakarta, termasuk komunitas pencinta sejarah, komunitas arsitek pelestari, komunitas pelaku industri penerbangan, KTI berusaha menarik perhatian Pemerintah dan masyarakat luas tentang pentingnya melestarikan Menara Kemayoran sebagai bukti sejarah penerbangan dan perkembangan kota metropolitan Jakarta.
Kehadiran Kapten Haddock di Balai Kota DKI Jakarta juga terkait upaya menarik perhatian untuk upaya pelestarian Menara Kemayoran. Ketika diberi kesempatan ikut menampilkan koleksi benda filateli dalam pameran filateli di acara peringatan Hanjaba itu, orang yang berpenampilan Kapten Haddock segera menyertakan dua koleksinya untuk ikut dipamerkan. Satu tentang kepanduan atau kepramukaan di masa Hindia-Belanda, dan satu lagi yang lebih penting adalah koleksi berjudul “Selamatkan Menara Kemayoran”.
Kartu pos bergambar wajah Basuki Tjahaja Purnama dengan latar belakang Menara Kemayoran dan tulisan
Pameran itu sendiri merupakan kerja sama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah yang dipimpin Dr. Tinia Budiati, dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI. Itulah sebabnya, saat peringatan Hanjaba itu, selain Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, hadir pula
Menteri Kominfo RI,
Rudiantara.
Kesempatan hadir ketika orang berpenampilan Kapten Haddock itu menjelaskan mengenai koleksi filatelinya kepada Gubernur DKI Jakarta dan Menteri Kominfo RI. Sang Kapten Haddock juga memberikan cenderamata berupa kartu pos dan benda filateli lain kepada dua tokoh nasional itu. Salah satunya, kartu pos bergambar wajah Basuki Tjahaja Purnama dengan latar belakang Menara Kemayoran yang diterbitkan oleh KTI. Lalu ada tulisan “Together we can save Menara Kemayoran” (bersama kita bisa menyelamatkan Menara Kemayoran).
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (kiri, membelakangi lensa) dan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara (kanan, membelakangi lensa), menerima penjelasan tentang filateli dan aktivitas upaya penyelamatan Menara Kemayoran. (Foto: R. Soeyono)
Baik Gubernur DKI Jakarta maupun Menteri Kominfo menyambut baik upaya itu. Bahkan Gubernur DKI Jakarta telah meminta perhatian Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan untuk ikut memperhatikan hal tersebut. Suatu hal yang sebenarnya telah dicita-citakan oleh KTI dan komunitas-komunitas yang ikut membantu upaya pelestarian Menara Kemayoran, agar di masa depan di tempat itu dapat dijadikan suatu museum penerbangan misalnya, dan dapat menjadi salah satu objek wisata sejarah kota Jakarta.
Ramai-ramai berfoto dengan Kapten Haddock. (Foto; Dhewy Trisna)
Setelah Gubernur DKI Jakarta dan Menteri Kominfo meninggalkan tempat pameran, Kapten Haddock pun kembali menjadi rebutan untuk foto bersama para pengunjung yang hadir. Paling tidak sekaligus promosi dan publikasi mengenai kisah “Petualangan Tintin” dan upaya menyelamatkan Menara Kemayoran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya