Jamnas sendiri adalah kegiatan berupa perkemahan besar untuk Pramuka Penggalang. Acara lima tahunan kali ini diadakan di Bumi Perkemahan Pramuka Wiladatika Cibubur, Jakarta Timur, 14 sampai dengan 21 Agustus 2016. Para Pramuka Penggalang dari seluruh Indonesia dan sejumlah negara tetangga, didampingi Pembina Pendamping. Di samping itu ada juga Pimpinan Kontingen (Pinkon), baik Pinkon Kwartir Daerah (Kwartir Gerakan Pramuka di daerah tingkat I atau provinsi) maupun Pinkon Kwartir Cabang (Kwartir Gerakan Pramuka di daerah tingkat II atau kotamadya dan kabupaten).
Bila para Pembina Pendamping memang langsung mendampingi para pesertanya, maka Pinkon biasanya mempunyai waktu luang yang lebih banyak. Itulah sebabnya diadakan pula kegiatan untuk orang dewasa. Ini juga yang dipertanyakan oleh sebagian orang. Mulai dari mempertanyakan kurikulum sampai mempertanyakan metoda belajarnya.
Padahal acara Indaba bukan kursus, jadi tentu tidak ada kurikulum. Ini adalah kegiatan untuk mengisi waktu orang dewasa di arena Jamnas X yang tidak sibuk terlibat dalam kepanitiaan atau mendampingi peserta didik. Kegiatannya mulai dari ceramah, latihan praktis, dan tentu saja diiringi permainan dan nyanyian a la Pramuka.
Peserta acara Indaba di Cibubur beberapa waktu lalu itu juga tidak serta-merta mendapatkan satu set manik kayu. Baik acara inaugurasi manik kayu maupun Gilwell Reunion, diadakan hanya untuk mereka yang paling sedikit telah lulus KML. Gilwell Reunion, merujuk pada nama Gilwell Park di Inggris, adalah pertemuan yang dari, oleh, dan untuk Pembina Pramuka Mahir yang minimal telah lulus KML. Jadi sekali lagi, peserta acara Indaba di Cibubur, belum tentu ikut inaugurasi dan ikut Gilwell Reunion.
Hanya mereka yang telah memenuhi syarat, dapat ikut serta. Untuk itu, sejak jauh hari, panitia acara Indaba telah membuat pengumuman, termasuk di media sosial, agar yang ingin ikut Gilwell Reunion maupun inaugurasi manik kayu, mendaftarkan diri lengkap dengan salinan ijazah-ijazah kursus yang pernah diterimanya.
Dari sini timbul pula pertanyaan lain, kenapa namanya Indaba? Bukankah di Indonesia sudah ada Karang Pamitran? Apakah acara Indaba ini untuk mengganti Karang Pamitran? Tentu saja tidak demikian kenyataannya. Acara Indaba bukanlah untuk mengganti Karang Pamitran yang di tingkat nasional – Karang Pamitran Nasional (KPN) – diadakan setiap lima tahun sekali. Bila mengingat KPN sebelumnya digelar 2013, maka KPN berikutnya bakal tetap ada pada 2018.
Karang Pamitran adalah pertemuan besar para Pembina Pramuka dalam bentuk perkemahan, dan perkemahan itu hanya diisi oleh para peserta dan panitia yang umumnya adalah Pembina Pramuka itu sendiri. Bukan seperti sekarang, di mana Jamnas X pesertanya adalah Pramuka Penggalang, sedangkan acara Indaba pesertanya adalah Pembina Pramuka.
Agaknya itulah yang menyebabkan acara Indaba di Cibubur walau diikuti oleh Pembina Pramuka dari berbagai daerah di Indonesia tidak dinamakan KPN. Panitia tampaknya menyadari bahwa KPN seharusnya lebih baik dalam segala hal dibandingkan acara Indaba yang hanya merupakan acara sampingan Jamnas. Itu sebabnya, tidak digunakan nama KPN, justru untuk menjaga “kebesaran” nama acara KPN itu sendiri. Paling tidak itu tafsiran saya sendiri, mengingat peserta acara Indaba tidak sebanding dengan peserta KPN sebagaimana biasa dilakukan, terutama dari segi jumlah dan mata acaranya.
Foto-foto: Indonesia Scout Journalist (ISJ) Community