Mohon tunggu...
Bert Toar Polii (Bertje)
Bert Toar Polii (Bertje) Mohon Tunggu... Editor - Atlet, Pelatih, Jurnalis Bridge

Lahir 30 Agustus 1953 di Tondano. Penerima Satya Lancana Dharma Olahraga dari Presiden Jokowi, Atlet legenda dari Menpora dan Tuama Leos, Keter wo Nga'asan dari Rukun Keluarga Besar Ratulangi saat memperingati 128 tahun Dr. GSSJ Ratulangi. Sampai sekarang masih aktif sebagai atlit, pelatih dan jurnalis.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Peserta Kejuaraan Dunia Bridge Menurun, China Tampil Dengan Muka Baru

6 Oktober 2024   09:37 Diperbarui: 6 Oktober 2024   11:43 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peserta Kejuaraan Dunia Bridge Menurun, China Tampil Dengan Muka Baru

Oleh : Bert Toar Polii

World Bridge Federation akan menggelar The 16th World Bridge Games yang akan berlangsung di Buenos Aries, Argentina pada tanggal 23 Oktober -- 3 Nopember 2024.

Event ini merupakan event 4 tahunan dan dimulai pada tahun 1960. Awalnya bernama Olympiade Bridge sampai tahun 2004. Selanjutnya  pada tahun 2008 dan 2012, World Bridge Games tergabung dalam World Mind Sports Games -- WMSG -- yang diselenggarakan oleh International Mind Sport Association -- IMSA -- dan Mind Sports Federations of Bridge, Chess, Draught, Go dan Chinese Chess semuanya berpartisipasi.

World Bridge Games meliputi Tim Nasional Open & Putri (sejak 1960), Tim Nasional Senior (sejak 2000), Tim Nasional Campuran  (sejak 2016) dan Nasional Terbuka, Pasangan Putri, Senior & Campuran (mulai 2016). Setiap NBO WBF berhak atas satu tim nasional dan pasangan nasional tanpa batas di setiap kategori (pada tahun 2008, World Mind Sports Games edisi pertama juga menyertakan Pasangan Pemuda Dunia, Tim, dan Individu).

Indonesia mulai berpartisipasi tahun 1976 di Montecarlo dimana kebetulan tukang bridge ikut bersama pasangan Manoppo bersaudara, Henky Lasut/Max Agouw dan Wolter D Karamoy yang menjadi pasangan saya.

Selanjutnya Indonesia selalu ikut dengan prestasi terbaik tahun 1996 di Rhodes Island Yunani dimana tim putra kita keluar sebagai runner up.

Yang paling seru tahun 2008 di Beijing China karena digelar sesusai Olympaide Musim Panas dan diikuti olahraga otak lainnya, Chess, Draught, Go dan Chinese Chess.

Disamping itu Indonesia mengirimkan tim U28, U26 dan U21. Dari tim U28 ada Kristina Wahyu Murniaty, Anthony Soebroto dan Cliff Tangkuman, Youbert Sumarauw yang terus bertahan di tingkat nasional. Dua lainnya Jerry Rampen dan Fanly Korompis.

Dari U26 ada Rury Andhany, David P Hutahaean, Mario Mambu, Arie Maramis, Fachreza dan Fransisca Aryani.

Sayang dari U21 tidak ada yang berlanjut. Awalnya ada Renal Kandijo/Daan Elia Mogot, sayangnya sejaka Renal Kandijo meninggal pasangannya juga mundur dari bridge. Satu pasangan lagi Yarham Suhaili/Usber Manurung sudah tidak aktif lagi bermain bridge.

Kebetulan pada waktu itu tukang bridge merangkap jadi NPC ketiga tim ini.

Indonesia selalu ikut event ini karena ada kewajiban dari WBF jika ingin ikut The World Bridge Team Championship pada tahun ganjil harus mengirimkan tim ke event ini.

Event ini kemudian karena pandemic covid-19 gagal diselenggarakan pada tahun 2020.

Event terakhir tahun 2016 diselenggarakan di Wroclaw Polandia dimana Indonesia hanya ikut di nomor pasangan putra dan putri.

Tahun ini untuk pertama kalinya Indonesia tidak ikut. Namun karena aturan tentang wajib ikut sudah dicabut oleh WBF maka tidak ada pengaruhnya untuk tahun depan.

Memang dibandingkan tahun 2016 terjadi penurunan jumlah peserta.

Tahun 2016 diikuti 54 open team, 35 Ladies Team, 24 senior team dan 23 mixed team.

Tahun ini hanya 35 open team, 24 ladies team, senior team tetap 24 team tapi terjadi peningkatan di mixed team 29 team.

Menarik adalah apa yang dilakukan oleh China. Mereka turun kali ini dengan tim yang praktis diisi muka-muka baru. Para pemain bergelar World Grand Master dan pernah juara dunia ditinggal. Ini membuktikan betapa pembinaan di China telah berkembang dengan baik demikian juga dari sisi pemasalan. Akibatnya pemain berbakat di China semakin banyak dan terbuka berbagai pilihan sehingga tidak terpaku pada pemain yang itu-itu saja.

Di open team tidak ada nama beken yang selama ini menjadi langganan tim nasional.

Di ladies team hanya tinggal Wang Nan juara dunia dan World Grandmaster, lainnya praktis muka baru.

Hal yang sama juga di mixed team tinggal terselip Yan Lu Juara dunia dan grandmaster wanita.

Peluang Indonesia untuk bersaing terbuka di nomor senior karena tim China tidak mengirimkan tim senior di event ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun