Sayang dari U21 tidak ada yang berlanjut. Awalnya ada Renal Kandijo/Daan Elia Mogot, sayangnya sejaka Renal Kandijo meninggal pasangannya juga mundur dari bridge. Satu pasangan lagi Yarham Suhaili/Usber Manurung sudah tidak aktif lagi bermain bridge.
Kebetulan pada waktu itu tukang bridge merangkap jadi NPC ketiga tim ini.
Indonesia selalu ikut event ini karena ada kewajiban dari WBF jika ingin ikut The World Bridge Team Championship pada tahun ganjil harus mengirimkan tim ke event ini.
Event ini kemudian karena pandemic covid-19 gagal diselenggarakan pada tahun 2020.
Event terakhir tahun 2016 diselenggarakan di Wroclaw Polandia dimana Indonesia hanya ikut di nomor pasangan putra dan putri.
Tahun ini untuk pertama kalinya Indonesia tidak ikut. Namun karena aturan tentang wajib ikut sudah dicabut oleh WBF maka tidak ada pengaruhnya untuk tahun depan.
Memang dibandingkan tahun 2016 terjadi penurunan jumlah peserta.
Tahun 2016 diikuti 54 open team, 35 Ladies Team, 24 senior team dan 23 mixed team.
Tahun ini hanya 35 open team, 24 ladies team, senior team tetap 24 team tapi terjadi peningkatan di mixed team 29 team.
Menarik adalah apa yang dilakukan oleh China. Mereka turun kali ini dengan tim yang praktis diisi muka-muka baru. Para pemain bergelar World Grand Master dan pernah juara dunia ditinggal. Ini membuktikan betapa pembinaan di China telah berkembang dengan baik demikian juga dari sisi pemasalan. Akibatnya pemain berbakat di China semakin banyak dan terbuka berbagai pilihan sehingga tidak terpaku pada pemain yang itu-itu saja.
Di open team tidak ada nama beken yang selama ini menjadi langganan tim nasional.