Mohon tunggu...
Bert Toar Polii (Bertje)
Bert Toar Polii (Bertje) Mohon Tunggu... Editor - Atlet, Pelatih, Jurnalis Bridge

Lahir 30 Agustus 1953 di Tondano. Penerima Satya Lancana Dharma Olahraga dari Presiden Jokowi, Atlet legenda dari Menpora dan Tuama Leos, Keter wo Nga'asan dari Rukun Keluarga Besar Ratulangi saat memperingati 128 tahun Dr. GSSJ Ratulangi. Sampai sekarang masih aktif sebagai atlit, pelatih dan jurnalis.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Mengenal Lebih Jauh Sistem Precision

15 Januari 2024   07:46 Diperbarui: 15 Januari 2024   08:08 4675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengenal Lebih Jauh Sistim Precision

Oleh: Bert Toar Polii

Di awal tahun 80an sistim Precision begitu terkenal di Indonesia. Di tim nasional selain pasangan Denny Sacul/Ferdy Waluyan yang bermain sistim Quadry Livorno hampir semua pemain lain menggunakan sistim Precision. Kecuali mungkin pasangan Alex Frans/Eddy Nayoan yang menggunakan sistim sendiri Medium Club Relay.

Penulis punya pengalaman menarik ketika ikut 8th WORLD CHAMPIONSHIPS di Geneva, Switzerland  pada 31 August - 15 September 1990.Berhadapan dengan pasangan dari Polandia, setelah sapa menyapa kemudian mengetahui kami dari Indonesia, ia langsung nyeletuk pasti sistimnya Precision.

Sebenarnya sistim strong club sudah ada sejak tahun 1920 dimana Harold Vanderbilt merancang sistem strong club  yang kemudian dikenal sebagai Klub Vanderbilt.

Beberapa tahun kemudian dilampaui oleh Schenken Club, yang menjadi alternatif untuk sistem Standard American yang digunakan oleh sebagian besar pemain di AS.

Di Eropa ada sistem Neapolitan dan Blue Team Club.  Namun, sistem strong club  tidak pernah menjadi pilihan populer, baik di Eropa maupun Amerika Serikat.

Baru ada tahun 1963 sistem yang lebih baik dikembangkan oleh C.C. Wei dengan bantuan Alan Truscott dan beberapa temannya. Ini  kemudian dikenal sebagai Precision Club dan digunakan dengan sukses oleh tim Taiwan selama tiga tahun berturut-turut pada tahun 1967, 1968, dan 1969 di Kejuaraan Timur Jauh. Tim itu juga mncapai final pada Kejuaraan Dunia Bermuda tahun 1970 di Stockholm, Swedia.

C.C. Wei mensponsori sejumlah tim papan atas di Amerika Serikat sehingga dia dapat mempopulerkan sistem Precision Club . Sistem ini sangat sukses sehingga diadopsi oleh beberapa pemain terbaik di Amerika Serikat, serta banyak pemain yang ingin mencoba metode lain  dari metode standar.

Selanjutnya pada tahun 1972, salah satu pasangan terbaik dunia Giorgio Belladonna dan Benito Garozzo dari Italia menggunakan Sistim Precision dengan versi mereka yang disebut Super Precision.

Selain itu pasangan terkenal  Jeff Meckstroth dan Eric Rodwell dari Amerika Serikat  memainkan Precision versi mereka sendiri yang sudah dimodifikasi. Prestasi mereka tidak perlu disebutkan lagi.

Kemudian ada juga pasangan terkenal dari Amerika Alan Sontag/Peter Weichsel yang punya versi sendiri dengan nama Power Precision yang jadi juara Bermuda Bowl 1983 juga di Stockholm Swedia.

Mengapa CC Wei membuat sistim ini? Karena setelah mempelajari penyebab Blue Team Italia mendominasi Kejuaraan Dunia Bridge dimasa itu terlihat persentasenya lebih banyak karena factor sistim.

Banyak slam di warna minor dengan mudah dicapai oleh pengguna sistim strong club dimana pengguna standart akan mendarat di kontrak 3NT yang kadang-kadang malah mati. Atau malah bermain 1 Major karena ketika buka 1M, partnernya dengan 5 HCP memilih pass padahal kontrak terbaik adalah slam di minor. Pengguna sistim standart akan buka 1M dengan 20 HCP dan partner dengan 4-5 HCP akan pass. Dimana dengan sistim strong club akan buka 1C dan partnernya jawab 1D dimana opener akan bid 1M dan ketika responder bid 2 minor menunjukan 5-7 HCP, opener dengan 2 suiter, major dan minor akan melaju ke slam ketika menemukan fit minor.

Pada awalnya kerangka sistim Precision seperti ini :

1C Strong 16+

1D 4+ card D 11-15 HCP

1H/D 5+ card H/S 11-16

1NT 13-15 Balanced dengan 12 HCP Balanced pass

2C 5+ card C + 4 card Major or 6+ card C

2D 3 suiter pendek D 11-15 HCP

2M Weak Two

Selanjutnya berkembang ketika ada yang main 1NT 15-17 HCP sehingga 1D menjadi artificial 2+ card D.

Di Indonesia, M Bambang Hartono begitu serius dengan sistim ini sehingga menerbitkan buku Sistim Precision versi Djarum Bridge Club.

Sekarang sedang dikembangkan dengan versi transfer response yang rencananya juga akan dibukukan.

My opinion on Precision is that combining five-card majors with a forcing club is like trying to mix oil and water, and it has serious structural defects..."

---Bob Hamman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun