Oleh : Bert Toar Polii
Pertarungan cabor bridge untuk mencari 6 Propinsi yang berhak bertanding di PON Aceh 2024 baru saja dimulai.
PRA-PON Cabor bridge digelar di Graha Kenten Hijau Palembang dimuali tanggal 25 Juli dan akan berakhir 29 Juli 2023.
Ada 3 nomor beregu yang dipertandingkan, yaitu : beregu putra, beregu putri dan beregu campuran.
Di beregu putra diikuti 24 Propinsi, beregu putri 11 Propinsi dan beregu campuran diikuti 15 propinsi.
Sistim pertandingan beregu putra dibagi 2 pool @12 Propinsi yang akan bermain setengah kompetisi @ 16 papan. Peringkat 1-3 dari masing-masing pool otomatis lolos ke PON Aceh 2024.
Beregu putri hanya 11 peserta sehingga langsung main setengah kompetsi @16 papan dan peringkat 1-4 otomatis lolos ke PON Aceh 2024.
Sementara untuk beregu campuran akan bermain setengah kompetisi tapi papannya dikurangi jadi 12 papan dan peringkat 1-6 otomatis lolos ke PON Aceh 2024.
Dengan demikian di PON Aceh 2024, beregu putra diikuti 8 Propinsi demikian juga beregu campuran. Beregu putri diikuti 6 Propinsi. Dua Propinsi yang ditambahkan adalah tuan rumah Sumut dan Aceh.
Pilihan sistim pertandingan dengan langsung melihat peringkat tidak seperti sebelumnya ada babak play off menurut Joto Then yang sebelumnya TD PON Aceh 2024 pada masa kepengurusan sebelumnya juga TD Asia Cup IV 2022 yang kemudian diganti Arnold Laseduw kurang pas.
Menurut Joto ada beberapa alasan, yaitu :
1. Dropping Score : Lebih rawan dropping score  di ronde-ronde akhir dimana akibat dropping score  maka regu yang mendapat dropping score tersebut langsung lolos dan regu yang jujur tidak berkesempatan untuk lolos. Jika ada babak play-off maka walaupun regu yang mendapat dropping score  masih harus melewati babak play-off. Sebagai contoh, jika diambil 6 Regu, maka peringkat 1-6 otomatis lolos, sedangkan peringkat 5 atau 6 yang mendapat dropping skor, maka peringkat 7 & 8 otomatis tersingkir padahal sebenarnya tanpa dropping score mungkin no 7 atau  8 tersebut yang akan lolos. Tetapi dengan adanya play-off, peringkat 7 & 8 masih berkesempatan untuk lolos demikian juga peringkat 5 & 6 bisa saja gagal lolos. Kemudian misalkan pada ronde akhir, regu peringkat 3 vs peringkat 7, jika dengan dropping skor, mereka paling maksimum akan turun ke pringkat 6, maka dengan entengnya mereka bisa melakukan dropping score tanpa takut kalah di play-off nanti.
Mungkin banyak yang berpendapat, kalau ada yang berani melakukan dropping score  maka akan dihukum. Dalam prakteknya tidak mudah,karena orang melakukan kesalahan/black-out itu tidak bisa dihukum walaupun tidak masuk akal sekalipun. Kemudian lebih baik mencegah daripada menghukum. Demikian juga,  jauh lebih mudah untuk membuktikan dan menghukum pasangan yang melakukan kecurangan dibandingkan menghukum regu/pasangan yang melakukan dropping score .
Alasan yang sama untuk pertandingan pasangan dengan  sistem barometer, ronde-ronde akhir (biasanya setelah 60% ke-atas) peringkat dan hasil tidak diumumkan untuk menghilangkan  potensi dropping score.
2. Ketidakrataan kekuatan pembagian Pool: Â Jika peserta terdiri dari 2 pool, maka ada kemungkinan sebagian besar yang kuat berada dalam Pool 1. Dengan adanya play-off ini, memberi kesempatan regu-regu dari pool yang lebih kuat untuk lolos bertambah. Tanpa play-off peringkat 1-3 otomatis lolos sedangkan dengan play-off hanya peringkat 1-2 yang lolos, peringkat 3-4 masing-masing pool akan melakukan play-off, dan ini menambah kesempatan regu yang kuat yang akan lolos.
Mungkin alasan waktu yang menyebabkan play-off tidak diadakan. Kalau itu alasannya, saya berpendapat lebih baik jumlah papan per rondenya yang dikurangi dan jumlah papan di play-off bisa sedikit dikurangi. Selain itu play-off juga digunakan oleh Asia Pasific Bridge Federation ketika akan memilih wakil zone VI untuk Kejuaraan Dunia Bermuda Bowl, Venice Cup, d'Orsi Cup dan Wuhan Cup.
Tukang bridge sependapat dengan Joto, hanya memang ketika hanya disediakan 5 hari untuk 2 nomor pertandingan Panpel agak kesulitan mengatur waktu. Apalagi dari awal sudah diumumkan tanpa play off.
Walaupun demikian sebenarnya waktu masih bisa diakalin dengan memainkan seperti yang sekarang. Tapi nanti ada play off untuk beregu putra peringkat 3 A vs B untuk dua nyawa dan perinngkat 4 A vs B untuk satu nyawa. Play off diadakan di hari keempat. Untuk Mixed peringkat 5 vs 6 untuk 2 nyawa dan peringkat 7 dan 8 untuk 1 nyawa. Sedangkan untuk putri 3 vs 4 dua nyawa dan 5 vs 6 satu nyawa.
Bagi regu yang tidak lolos, pemainnya berlaga di final pasangan. Karena dari nomor pasangan akan diambil 5 pasangan putra dan 4 pasangan putri.
Apa yang dikemukakan Joto langsung terlihat di pembagian pool putra. Di Pool B ada 4 regu dari Jawa, yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Banten dan DIY yang akan bertarung dengan 3 regu dari Sulawesi, yaitu Sulawesia Utara, Gorontalo dan Sulawesi Tengah. Sementara di Pool A ada 6 regu dari Sumatera bergabung. Memang terus terang sangat sulit untuk menentukan seeding karena master point kita tidak jalan dengan baik. Di luar negeri sangat mudah karena cukup berdasar jumlah master point masing-masing pemain dalam satu regu.
Tukang bridge berharap semua regu akan menomor satukan Fair Play sehingga apa yang ditakutkan tidak terjadi.
Hasil sementara hari pertama :
Beregu Putra :
rk
POOL A
VP
imp
quo
1
1
DKI Jakarta
63.25
212
77
2.7532
2
3
Sumatera Selatan
63.07
244
138
1.7681
3
2
Jawa Tengah
61.87
224
108
2.0741
4
4
Kalimantan Selatan
45.65
155
125
1.2400
5
10
Sulawesi Selatan
44.80
177
138
1.2826
6
9
Jambi
43.02
157
146
1.0753
7
11
Maluku
40.00
149
149
1.0000
8
7
Riau
34.16
137
164
0.8354
9
12
Sumatera Barat
32.94
101
144
0.7014
10
6
Lampung
31.74
133
167
0.7964
11
8
Bengkulu
12.15
79
223
0.3543
12
5
Bangka Belitung
6.35
92
281
0.3274
rk
POOL B
VP
imp
quo
1
1
Jawa Timur
60.80
214
80
2.6750
2
2
Sulawesi Utara
58.07
172
99
1.7374
3
3
Jawa Barat
53.84
218
152
1.4342
4
10
Banten
53.27
201
86
2.3372
5
6
Bali
48.06
200
144
1.3889
6
12
Sulawesi Tengah
47.14
216
119
1.8151
7
9
Kalimantan Barat
35.33
166
161
1.0311
8
8
Gorontalo
31.57
130
246
0.5285
9
11
Nusa Tenggara Barat
31.03
110
203
0.5419
10
5
Kalimantan Timur
26.19
147
211
0.6967
11
7
DIY
19.12
102
219
0.4658
12
4
Kepulauan Riau
13.58
81
237
0.3418
Beregu Putri
k
TEAM
VP
imp
quo
1
5
DKI Jakarta
71.37
252
48
5.2500
2
11
Jawa Tengah
63.85
174
65
2.6769
3
7
Jawa Timur
62.89
275
134
2.0522
4
10
Jawa Barat
57.55
214
115
1.8609
5
2
Sumatera Selatan
44.03
112
101
1.1089
6
6
Kalimantan Timur
41.36
178
174
1.0230
7
9
Jambi
27.35
85
149
0.5705
8
4
Sulawesi Utara
26.75
128
188
0.6809
9
1
DI Yogyakarta
22.31
55
162
0.3395
10
3
Kalimantan Selatan
16.20
60
220
0.2727
11
8
Bali
14.34
80
257
0.3113
Beregu Campuran
rk
TEAM
VP
imp
quo
1
9
DKI Jakarta
88.13
234
59
3.9661
2
8
Jawa Tengah
74.68
206
99
2.0808
3
12
Sumatera Selatan
64.17
152
94
1.6170
4
2
Jawa Barat
58.30
179
145
1.2345
5
3
Sulawesi Utara
58.10
163
129
1.2636
6
15
Kalimantan Barat
57.25
80
58
1.3793
7
6
Gorontalo
56.83
159
129
1.2326
8
1
Jawa Timur
51.49
117
117
1.0000
9
10
Kalimantan Timur
46.52
100
112
0.8929
10
14
Sulawesi Tenggara
40.40
83
139
0.5971
11
11
Riau
38.86
83
141
0.5887
12
4
DI Yogyakarta
34.21
128
191
0.6702
13
5
Sulawesi Selatan
33.30
113
175
0.6457
14
7
Sulawesi Barat
31.09
127
207
0.6135
15
13
Banten
16.67
40
169
0.2367