Mohon tunggu...
Bert Toar Polii (Bertje)
Bert Toar Polii (Bertje) Mohon Tunggu... Editor - Atlet, Pelatih, Jurnalis Bridge

Lahir 30 Agustus 1953 di Tondano. Penerima Satya Lancana Dharma Olahraga dari Presiden Jokowi, Atlet legenda dari Menpora dan Tuama Leos, Keter wo Nga'asan dari Rukun Keluarga Besar Ratulangi saat memperingati 128 tahun Dr. GSSJ Ratulangi. Sampai sekarang masih aktif sebagai atlit, pelatih dan jurnalis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Terima Sepeda dari Jokowi Tanpa Ucapan Terima Kasih

20 Januari 2023   07:19 Diperbarui: 20 Januari 2023   07:37 1072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akibatnya pada umumnya warga Minahasa / Sulut masih berbudaya seperti terkesan saat interaksi dengan Presiden Jokowi itu . MUNGKIN begitu?

Willy H Rawung mengirimkan tulisannya :

WILLY H RAWUNG

CAHAYA SIANG, NO. 685 TAHUN IV 1990

TERIMA KASIH                                                                                   

IBU dan Ayah saya berbahasa Minahasa, dialek Tountemboan. Saya bersyukur dapat memahami bahasa ini dengan baik, kendati sulit mengucapkannya dengan lancar - akibat sekian puluh tahun tinggal di rantau orang. Kendati demikian, kegandrungan saya akan bahasa dan kesenian Minahasa tidak berkurang.

Sekitar dua tahun lalu, saya berbincang sengit dengan beberapa "pakar" dan pecinta seni budaya Minahasa di Jakarta yang setia mengayuh langkah dalam Yayasan Kebudayaan Minahasa (YKM). Pasalnya adalah, saya capek mencari kata bermakna 'terima kasih' dalam khasanah bahasa Minahasa. Karena gagal menemui, maka timbul keprihatinan. Mengapa ? Bahasa adalah ekspresi jiwa dan karakter manusia penuturnya. Kata 'raja', 'kraton', 'pangeran', dikenal luas dalam khasanah bahasa Jawa, karena intitusi itu memang eksis dalam masyarakatnya. Dan bila ada kata 'matur nuwun' yang bahkan mulai digunakan pula oleh mereka yang bukan berbahasa Jawa, sebagai padanan kata 'terima kasih', maka itu pertanda karakter dan kultur menghaturkan ucapan terima kasih lekat dengan masyaraka dan karakter Jawa.

Menarik garis sejajar dari contoh ini, makin penat terasa upaya mencari khasanah kata dalam bahasa Minahasa yang bermakna 'terima kasih' itu. Boleh dikata mencari padanan katanyapun, saya menemui kegagalan. Kalau pun ada, ya bahasa Melayu Manado, 'makase banya'. Dan ini jelas bukan bahasa Minahasa.

Bert Supit, salah satu budayawan dan referensi utama masalah-masalah budaya Minahasa di Jakarta menganggap kata 'makapulu sama'  mempunyai makna yang pas sama dengan 'terima kasih'. Namun pendapat  ini tidak diterima utuh oleh para 'pakar' lainnya pada saat itu. Ini berarti kata bermakna 'terima kasih' seperti dugaan dan kerisauan saya, mungkin memang tidak pernah ada dalam bahasa Minahasa dialek manapun. Sebab bila ada, tidak mungkin keberadaan kata sederhana itu lalu diperdebatkan sengit. Perbedaan mencerminkan adanya keraguan eksistensi dari kata tersebut. Atau kalau memang pernah ada, mungkin sudah samar, tidak penting, tidak umum digunakan, lalu punah dan terlupakan.

Seandainya kata ini pernah ada dan kokoh dalam hidup keseharian, mustahil lalu punah begitu saja, dilupakan, dan terganti dengan  bahasa masyarakat Riau : 'terima kasih banyak' yang diadopsi menjadi 'makase banya'.

Khasanah kata menyatu dengan sistem nilai, termasuk karakter manusia pemakainya. Dari sini, sebuah judgement akan terasa menyakitkan dan merindingkan bulu roma : sistem nilai menghaturkan ucapan terima kasih dalan kultur Minahasa, apa ada ? Terus terang saya berharap, bahkan berdoa, mudah-mudahan kata itu - dalam beragam dialek bahasa Minahasa - memang pernah ada, agar tuduhan bahwa Minahasa tidak memilkiki kultur menghaturkan ucapan terima kasih adalah tidak benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun