Kedua adalah kebersamaan sebagai sesama Warga Minahasa di Tanah Rantau. Ini juga sesuai kearifan local yang ditinggalkan para leluhur untuk "Maesa-esaan, maleos-leosan, mangenang-genangan, malinga-lingaan, masawang-sawangan, matombo-tomboan." yang artinya "Saling bersatu, seiya sekata (maesa-esaan), saling mengasihi dan menyayangi (maleos-leosan), saling mengingat (mangenang-genangan), saling mendengar (malinga-lingaan), saling menolong (masawang-sawangan), dan saling menopang (matombo-tomboan)."
Ketiga adalah Situasi dan kondisi saat ini tidak memungkinkan untuk melakukan banyak kegiatan. Jadi kita ketiga organisasi ini juga mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi pandemic covid-19.
Terakhir adalah masalah efisiensi  dari segi pendanaan, waktu & tenaga.
Semoga ide gemilang ini dapat menjadi contoh nyata buat kita semua, dimana persatuan menjadi modal dasar kita dalam mengarungi kehidupan di dunia ini.
Selain itu ada juga budaya sumakei yang tetap dipertahankan dimana para anggota akan membawa makanan, kue dan lain-lain yang tentu saja sudah didaftarkan sebelumnya agar terbagi secara merata.
Pada acara tanggal 15 Mei 2022 nanti selain perayaan Paskah ada juga acara pelantikan Pengurus  Wanita ne Toudano (WnT) dan  Pinasungkulan Mapalus ne Toulour (PMnT).
Acara selengkapnya adalah :
- Ibadah Paskah
- Makan siang
- Pelantikan Pengurus WnT & PMnT
- Perlombaan