Ketika malaikat lupa menghitung angka dengan rumus MatematikaÂ
Beribu amalan puasa kehilangan maknaÂ
Beribu diri kehilangan harganya
Beribu malam berkejaran dengan desau angin tak kunjung pulangÂ
Kunang-kunang kehilangan daya flouresensinyaÂ
Kepak kelelawar tak berdaya tanpa kemampuan ekolokasinyaÂ
Burung hantu kehilangan cerminnya sendiriÂ
Tanpa putaran sempurna leher jenjangnya untuk berkaca
Entah ke mana jejak malaikat
Yang biasanya setia menjalankan tugas asuransinya
Hingga meninggalkan orang tua dan anak
Sibuk menghitung persentase cinta dan kasih sayang dengan nilai segepok uangÂ
Hingga atasan dan bawahan
Sibuk memperebutkan angka-angka rupiah di anggaran sekolah
Hingga si miskin dan hartawan
Sibuk dengan kontennya masing-masing di media sosial andalannyaÂ
Ketika malaikat lupa pada hitungan MatematikaÂ
Tuhan tak meninggalkan buku kasÂ
Tentang saldo dosa-dosa yang tak terekap laporannyaÂ
Pertanggungjawaban pun mengambang di antara bumi langitÂ
Yang penuh kilatan lampu sorot berbandul ketupat
Mungkin malaikat benar-benar lupa akan tugasnya
Berganti tuhan-tuhan baru yang berseliweran dan berselingan dengan kelindan gepokan uang
Yang kian menghilang dari peredaran
Sebab artificial intelligence kini lebih lihai bermain
Dalam kelindan diksi-diksi yang tak perlu rumus Matematika lagi
Bekasi, 8 April 2024