Mohon tunggu...
Berthy B Rahawarin
Berthy B Rahawarin Mohon Tunggu... Dosen -

berthy b rahawarin, aktivis.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hermeneutika atas "Penutup Mata" Presiden Jokowi

2 Desember 2014   23:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:12 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penutup

Mereka berharap dengan cemas, bahwa Megawati Soekarnoputri (Ketua Umum PDI-P), Surya Paloh (Keta Umum Partai Nasdem), hingga Wakil Presiden Jusuf Kalla mengetahui betapa greget dan cemas akan "penutup mata" Presiden Jokowi. Masyarakat "yang masih berpengharapan" berpendapat, bahwa, pertama, trio Mega, Surya, Kalla (MSK) dapat membuka lebih banyak kesempatan atau ruang bagi Presiden baru Jokowi untuk berekplorasi dengan "hak-hak prerogatifnya". Tanpa kesediaan ini, Jokowi akan makin kuat dipandang sebagai Presiden "Handimade" tanpa kekuasaan bernurani ala Jokowi. Karena kecuali Surya, Megawati dan Kalla adalah mantan Presiden atau Wapres yang "merasa lebih tahu" dari Presiden baru.

Kedua, tanpa kesadaran akan alam sublimasi suara a silent post power syndrome sedemikian, sesuatu yang manusiawi juga sebenarnya, tapi bila berlebihan tanpa kesadaran untuk mengontrolnya, akan menjadi bencana nyata di depan mata kekuasaan Jokowi.

Ketiga, tugas Trio MKS adalah membuka kain tebal dan pekat di mata Presiden, bukan menambahnya hingga menjadi bagian dari penutup mata kekuasaan Presiden. Tidak sedikit orang, untuk tidak mengatakan sebagian besar Relawan Jokowi telah (dan sedang) pergi. Kami, yah saya termasuk, masih berdiri di sini untuk memberi alarm, karena saya telah memilih Presiden. Slogan "In 'Joko' We Trust", dikritisi karena (mungkin sedang) menuju kritis.***

Penulis, Relawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun