Mohon tunggu...
Berthy B. Rahawarin
Berthy B. Rahawarin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen President University, Cikarang

Maluku (SD-SMA 1971-1983) - STF-SP Manado (1983-1992). Jakarta (1993 - sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Sadomasokhisme dalam Relasi Seksualitas ke Tabiat Sosial

17 Desember 2022   19:59 Diperbarui: 18 Desember 2022   07:48 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Relasi seksual dengan tabiat rumit itu, sering tidak cukup dilukiskan dengan ulasan lebih rumit, bahkan mungkin tidak dipahami si masokhis dan pasangannya.

Misalnya, pasangan meluangkan waktu setelah bermain untuk melakukan aktivitas yang menenangkan seperti mandi, berpelukan, dan menghidrasi serta mendiskusikan apa yang mereka sukai dan tidak nikmati, adalah praktik yang umumnya direkomendasikan.

Aksi Sadomasokhisme dan Tanggungjawab Hukum

Sadomasokisme biasanya, tetapi tidak selalu, dipraktikkan untuk kepuasan seksual, baik sebagai tindakan seks itu sendiri atau sebagai pendahulu dari tindakan seks lainnya. 

Terkadang permainan sadomasokis digunakan sebagai tujuan itu sendiri atau untuk menghilangkan stres atau untuk mempromosikan keintiman dengan pasangan, di antara alasan lainnya. 

Sejauh mana sadomasokisme digunakan dalam konteks apa pun juga sangat bervariasi di antara peserta --- beberapa mempraktikkannya hanya sesekali, dan beberapa melakukannya hampir sepanjang waktu.

Istilah sadomasokisme berasal dari awal tahun 1900-an, saat para psikolog dan psikoanalis cenderung membuat patologi perilaku seksual yang dianggap menyimpang. 

Sadisme dan masokisme diciptakan oleh ahli saraf Jerman abad ke-19 Richard von Krafft-Ebing --- sadisme mengacu pada Donatien-Alphonse-Franois, comte de Sade, juga dikenal sebagai Marquis de Sade, yang menggambarkan tindakan seksual sadis dalam novelnya, dan masokisme mengacu pada Leopold von Sacher-Masoch, seorang novelis Austria yang menulis tentang seksualitasnya yang tunduk. 

Sigmund Freud juga banyak menulis tentang topik ini, mengemukakan bahwa dorongan sadomasokis berasal dari penyimpangan dalam perkembangan masa kanak-kanak. 

Selama sebagian besar abad ke-20, sadisme dan masokisme dianggap sebagai gangguan psikoseksual, tetapi psikologi modern memandangnya sebagai ekspresi seksual yang sehat selama tindakan tersebut bersifat konsensual dan tidak menyebabkan penderitaan bagi individu yang terlibat di dalamnya.

Praktisi sadomasokisme modern sering mengidentifikasi sebagai bagian dari komunitas BDSM yang lebih besar, sebuah inisialisme (diperkirakan berasal dari dunia maya-internet) yang merupakan singkatan dari Bondage and Domination, Domination and Submission, dan Sadism and Masochism. Beberapa sadomasokis berpartisipasi dalam bentuk ekspresi seksual lainnya, sementara yang lain tidak. Bagi banyak praktisi, BDSM atau sadomasokisme merupakan bagian integral dari identitas dan kehidupan sehari-hari mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun