Sementara orang bertanya kepada saya, "Apakah Presiden Jokowi akan mengulangi pendekatan keamanan terhadap Papua?". Saya tegas jawab, "Tidak".
Pertanyaan itu berlatar-belakang debat masa lampau perihal kritik terhadap "security approach Pemerintahan Soeharto hingga Soesilo Bambang Yuhoyono terhadap daerah yang rawan keamanan seperti Papua dan Aceh, sebagai lawan "cultural approach".
Setelah dianggap tidak cukup relevan secara akademis, penelitian tentang pentingnya budaya dan gagasan telah mendapatkan perhatian yang lebih besar di era pasca-Perang Dingin. Terutama mengejutkan telah muncul konsensus dalam studi kebijakan keamanan nasional bahwa budaya dapat secara signifikan mempengaruhi strategi besar dan perilaku negara.
Sejumlah pihak memetakan perkembangan ide-ide ini  - cultural approach - melalui beberapa generasi keilmuan, baik di dalam maupun di luar disiplin, dan mengeksplorasi argumen kontemporer tentang strategi budaya dan perilaku negara seperti teori penentu budaya perilaku kebijakan keamanan Jerman dan Jepang. Model konstruktivis dari fondasi ideasional perilaku negara, dan pekerjaan terkait pada "bentrokan peradaban."
Pertanyaan kunci meliputi: Apakah teori-teori budaya, yang baru terinspirasi oleh konstruktivisme, memberikan penjelasan yang kuat tentang kebijakan keamanan nasional di era pasca-Perang Dingin?Â
Apakah strategi pendekatan budaya benar-benar hnya sebuah rancang bangun"semi-permanen," seperti yang disarankan oleh sebagian besar pendukungnya, atau apakah ia berkembang seiring waktu menuju sebuah model "bangunan permanen" dalam menghadapi pelbagai problem social, khusunya konflik?
Saya dan sementara pihak beranggapan, bahwa sementara ada beberapa argumen kuat tentang dasar ideasional dari perilaku kebijakan keamanan nasional.Â
Sementara itu, Â konstruktivisme mengajukan pertanyaan menarik tentang seberapa banyak pemimpin (negara) dapat mendesign dengan terarah, bukan "kebetulan" atau sekedar jadi "pemadam kebakaran, sebaliknya pendekatan budaya untuk mencapai tujuan kebijakan mereka.Â
Katakanlah, Papua, apakah jadi rancang bangun permanen pendekatan budaya, by design, sebuah pendekatan cultural sebagai "pilot project" pemerintahan presiden Jokowi, yang akhirnya kiranya dapat diterapkan terhadap problem sosial di tempat dan waktu berbeda di wilayah Nusantara.
Nomenklatur  Nuku untuk Papua dan Gelar Budaya Jokowi
Hanya sedikit orang yang tahu, atau masih ingat, jika presiden Jokowi pernah diberi gelar sebagai Biji Nagara Madafolo (atau Yang Dipertuan Agung Anak Negara)."yang diselenggarakan di Kesultanan Tidore, tgl. 8 Mei 2015.