Hoax yang kerap disandingkan dengan media online mengakibatkan citra dari seorang jurnalis tercoreng. Tidak semua memang yang memanfaatkan situasi ini demi kepentingan 'jahat', masih banyak mereka yang memanfaatkan kesempatan ini untuk menjadi jurnalis seutuhnya dan membantu informasi tidak sebatas pada lingkup tertentu namun lebih luas.
Menyikapi Hoax sebagai Bagian dari Jurnalisme Online
Sebagai generasi Z yang bertanggung jawab akan kemajuan bangsa dan seisinya, sudah patut kita piawai dalam memfilter informasi yang diterima. Secara simpel, kita bisa memanfaatkan pikiran logis kita untuk memverifikasi segala informasi yang masuk. Ingatlah untuk tidak menelan informasi secara mentah-mentah. Verifikasi dengan mengecek sumber berita dan membandingkannya dengan media-media lainnya.
Verifikasi menjadi sangat penting agar kita tidak terprovokasi oleh berita yang ada. Hal lain yang menjadi penting dan sering terjadi karena ada kemudahan ini adalah prosedur pembagian informasi. Jika kita sebagai penerima informasi belum bisa memastikan kredibilitas sebuah informasi, lebih baik tidak disebarkan ke orang lain. Kamu bersedia bertanggung jawab dan dicap sebagai penyebar hoax jika ternyata berita tersebut tidak benar?
Pada intinya, di zaman yang serba mudah, pasti ada konsekuensi yang harus dihadapi. Dalam konteks jurnalisme, hoax adalah hal penting yang perlahan harus kita basmi agar tidak menyebabkan perpecahan Bangsa Indonesia khususnya. Tahan jemari ketika pikiran mengisyaratkan untuk membagikan berita viral namun hanya sekedar sensasi. Gunakan pikiran logis dalam menyaring berita yang masuk. Jadilah jurnalisme sejati yang mematuhi kode etik penulisan tujuan dari jurnalisme.Â
Sudah siap membasmi berita hoax? Jadilah generasi pembawa perubahan dan yang penting, mulai aja dulu!