Mohon tunggu...
Berta Niken
Berta Niken Mohon Tunggu... Guru - Niken adalah Guru di salah satu Sekolah di Provinsi Lampung

Niken lahir di Lampung, Pendidikan Terakhir di Magister Pascasarjana Teknologi Pendidikan Universitas Lampung. Selain sebagai Guru Niken juga aktif menulis seperti menulis Cerpen, Puisi, dan Artikel baik di Blog Pribadinya maupun di media on line.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Waspada Setan Gepeng Mencengkeram

19 April 2024   20:14 Diperbarui: 19 April 2024   20:42 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar :  religionenlibertad.com

Pringsewu, Penulis mengambil judul di artikel ini karena tergelitik dengan fenomena dahsyatnya efek penggunaaan smartphone  di era digitalisasi saat ini. Tak dipungkiri saat ini sangat banyak manusia di dunia yang menggunakan smartphone penulis disini menggunakan istilah Setan Gepeng karena smartphone begitu menghantui dan menjadi bayangan manusia dewasa ini. 

Berdasarkan laporan terbaru firma riset Startegy Analytics, ada  3,95 miliar manusia yang sudah mempunyai smartphone. ini merupakan setengah dari seluruh penduduk dunia yang saat ini diperkirakan hampir mencapai angka 8 miliar orang. dari waktu ke waktu pemilik smartphone semakin banyak dimiliki dan digunakan manusia baik  orang tua, dewasa, anak-anak bahkan balita dan janin pun tidak lepas dari setan gepeng.

Ck..ck..ck...luar biasa sangat luar biasa, saat ini manusia seolah-olah hidup pada "zaman cengkeraman smartphone alias Setan Gepeng. Semua orang pemilik smartphone susah lepas bahkan tidak lepas dari smartphone, serem atau bangga yaa..?? seolah-olah manusia hidupnya tidak lengkap jika tidak menggenggam smartphone. 

Meminjam lirik sebuah lagu " Mau makan ku teringat kamu, mau tidur ku teringat kamu, mau apapun ku teringat di dirimu oh...smartphone  ku " hehehee, begitulah gambaran betapa tergantungnya para pengguna tehadap smartphonenya. Penulis sering mendengar dari sahabat atau pengguna smartphone " lebih baik ketinggalan dompet dari pada tidak membawa smartphone" betapa gusarnya jika bepergian eh, tenyata smartphonenya ketinggalan hampir dipastikan akan putar balik gass poll untuk segera mengambilnya, iya kan...? Bangun tidur yang dicek smartphone mau tidur yang disentuh terakhir juga smartphone ah mesra kali yaa..hehehe.

Era digitalisasi adalah zaman yang sudah mengalami kondisi perkembangan kemajuan dalam ranah kehidupan ke yang serba digital. Perkembangan zaman digitalpun melaju begitu cepat sehingga  berbagai hal dapat lebih praktis dan efisien. Merupakan 2 sisi mata pisau yang berbeda ada dampak positif namun ada pula dampak negative yang ditimbulkan apabila tidak bisa bijak menggunakan. 

Penulis bicara pengalaman dan pengamatan di lingkungan sekitar penulis, namun sepertinya cukup untuk menjadi gambaran lebih luas karena dengan akses informasi di berbagai media penulis juga mendapatkan fenomena yang sama atau hampir sama.

Seakan menjadi zombie yang hanya mematung saat memakai smartphone sampai berjam-jam tidak terasa tidak sadar berapa giga kuota yang sudah terkuras dari detik-ke detik terbujur kaku baik duduk, maupun rebahan, saat jalan, saat mengemudi pun ada yang tidak lepas dari smartphone mesti hanya update status " Mau kemana ya ? " tanpa sadar telah mengabaikan keselamatan pribadi maupun  orang lain.  

Sudah banyak sekali kasus-kasus berbahaya dari efek penggunaan smartphone oleh manusia. Scrol-scrol atas bawah di media sosial sehingga acap kali memicu tejadinya kejahatan baik sebagai korban maupun pelaku, hmmm semakin seram. Setidaknya ada beberapa dampak yang mungkin timbul dari pemggunaaan smartphone yang tidak bijak

  • Kesehatan Fisik

Penggunaan smartphone secara berlebihan akan membuat gaya hidup menjadi kurang aktif, sehingga dapat memicu datangnya penyakit, melakukan aktivitas fisik  penting untuk perkembangan dan kesehatan manusia. Saat menjadi Zombie/mematung ketika memakai smartphone dalam waktu yang lama dapat menimbulkan masalah seperti tech neck atau ketegangan pada leher dan bahu akibat posisi yang sama dalam jangka waktu lama . selain itu  juga risiko kelelahan diakibatkan oleh paparan cahaya biru dari layar  Ini bisa menimbulkan mata kering, penglihatan kabur, dan masalah penglihatan lainya.

  • Perkembangan Mental

Dampak dari penggunaan smartphone yang berlebihan bisa menghambat proses ini. Daya tahan perhatian, memori, kreativitas, dan keterampilan berbahasa semua bisa terpengaruh. Akibat terlalu banyak menggunakan layar bisa menunjukkan penurunan daya tahan perhatian, karena kecepatan media digital yang tinggi tidak mendukung pengembangan kesabaran dan konsentrasi.Dapat menyebabkan kesulitan untuk fokus pada tugas atau mengikuti instruksi.

  • Pengembangan Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial terutama melalui interaksi langsung, jika penggunaan smartphone berlebihan dapat kehilangan kesempatan untuk bersosialisasi secara langsung. Berinteraksi melalui layar digital dapat menyebabkan kesulitan dalam membaca isyarat sosial, memahami emosi, dan mengekspresikan perasaan dengan postif serta efektif.

  • Penggunaan Perangkat dan Kebiasaan Tidur

Penggunaan perangkat seluler dan kebiasaan tidur adalah pertimbangan penting lainnya. Penelitian telah menunjukkan bahwa cahaya biru yang dipancarkan oleh smartphone dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur. Penggunakan  smartphone, terutama sebelum tidur, bisa mengalami gangguan tidur, yang bisa berujung pada kurang tidur secara berkelanjutan, depresi, dan penurunan imunitas. Masalah tidur ini juga dapat mempengaruhi fungsi kognitif seperti perhatian, ingatan, dan pembelajaran, sehingga mempengaruhi kinerja seseorang.

Dari dampak yang diuraikan di atas baru dampak yang berimplikasi secara mayor ke pribadi padahal dampak negatif yang lebih mengerikan bahkan memicu kriminal saat ini juga semakin marak dari penggunaaan Smartphone yang tidak bijak, yuk semakin bijak dalam berdigital ria jangan sampai Setan gepeng mencengkeram dan mengendalikan kita sehingga menjadi zombie yang kaku dan minim sense social, karena kita adalah mahluk sosial yang seharusnya berinteraksi secara langsung bukan lebih fokus ke interaksi sosial semu dalam kemayaan dunia digital.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun