Mohon tunggu...
Berta Niken
Berta Niken Mohon Tunggu... Guru - Niken adalah Guru di salah satu Sekolah di Provinsi Lampung

Niken lahir di Lampung, Pendidikan Terakhir di Magister Pascasarjana Teknologi Pendidikan Universitas Lampung. Selain sebagai Guru Niken juga aktif menulis seperti menulis Cerpen, Puisi, dan Artikel baik di Blog Pribadinya maupun di media on line.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembelajaran Berdiferensiasi, Upaya Memaksimalkan Potensi Siswa

11 April 2022   23:08 Diperbarui: 13 April 2022   23:16 1100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Observasi kelas Pembelajaran Berdirensiasi CGP Angaktan 4 (Dok. Pribadi)

Kompasiana.com, Pringsewu_Upaya Memaksimalkan Potensi Siswa bisa ditempuh denagn berbagai cara, dan salah satu cara yang saat ini sedang dikembangkan adalah Pembelajaran Berdiferensiasi. 

Pembelajaran Berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberi keleluasaan pada siswa untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa tersebut. Pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya berfokus pada produk pembelajaran, tapi juga fokus pada proses dan konten/materi.

Menurut penjelasan yang dikutip dari Wikipedia Pembelajaran berdiferensiasi atau differentiated instruction  adalah proses atau filosofi untuk pengajaran efektif dengan memberikan beragam cara untuk memahami informasi baru untuk semua siswa dalam komunitas ruang kelasnya yang beraneka ragam.

Ini termasuk cara untuk: mendapatkan konten; mengolah, membangun, atau menalar gagasan; dan mengembangkan produk pembelajaran dan ukuran penilaian sehingga semua siswa di dalam suatu ruang kelas yang memiliki latar belakang kemampuan beragam bisa belajar dengan efektif. 

Proses mendiferensiasikan pelajaran dilakukan untuk menjawab kebutuhan, gaya, atau minat belajar dari masing-masing siswa.

Sebagai guru kita seringkali dihadapkan oleh keberagaman di kelas dari siswa yang ada di kelas kita. Tentunya Siswa tersebut memiliki Backgroud keluarga yang beranela ragam, sehinga juga mempengaruhi keterampilan siswa tersebut. 

Keberagaman dari setiap individu siswa  harus selalu diperhatikan, karena setiap peserta didik tumbuh di lingkungan dan budaya yang berbeda sesuai dengan kondisi geografis tempat tinggal mereka.

Tanpa disadari oleh para guru, ternyata guru memiliki keterampilan untuk menghadapi keragaman tersebut karena begitu naturalnya hal ini terjadi di kelas dan betapa terbiasanya guru menghadapi tantangan ini. Guru selalu berusaha untuk memastikan setiap murid di kelas mereka berhasil dalam proses pembelajarannya.

Sekarang coba anda ingat  satu persatu siswa di kelas Anda,  bagaimanakah karakteristik setiap anak di kelas Anda? Tahukah Anda apa kekuatan mereka? Bagaimana gaya belajar mereka? Apa minat mereka? 

Siapakah yang memiliki kemampuan membaca dan menulis paling baik di kelas Anda? Siapakah yang punya kemampuan berhitung paling baik? Siapakah yang paling menyukai  gambar ? Siapakah yang senang mendengarkan music ?  atau Siapakah yang lebih senang berbicara?

Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek. Ketiga aspek tersebut adalah:Kesiapan belajar (readiness) murid, Minat murid dan Profil belajar Sswa.

Sebagai guru, kita semua tentu tahu bahwa murid akan belajar lebih giat  jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar), sehingga jika tugas-tugas tersebut mendorong keingintahuan dalam diri seorang siswa (minat), dan jika tugas itu memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengerjakan dengan cara yang mereka sukai (profil belajar).

Pelu kita garis bawahi bahwa pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti seorang  guru harus mengajar dengan 25  cara yang berbeda untuk mengajar 25 siswanya yang memiliki karateristik beragam tersebut. 

Pembelajaran berdiferensiasi juga bukan berarti guru harus mengelompokkan siswa yang pandai dengan yang pandai dan yang kurang dengan yang kurang, bukan juga  memberikan tugas yang berbeda untuk setiap siswanya.

Pada Pembelajran Berdirensiasi setiadaknya ada 3 hal yang perlu diperhatikan yakni, Diferensiasi proses, Diferensiasi Konten  dan Diferensiasi produk. Pada Diferensiasi proses berkaitan dengan proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh Guru. 

Dalam proses ini guru perlu memahami apakah murid akan belajar secara berkelompok atau mandiri.akan berhubungan dengan apa yang diajarkan pada murid dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar murid baik itu dalam aspek kesiapan belajar, aspek minat murid dan aspek profil belajar murid atau kombinasi dari ketiganya.

Diferensiasi konten adalah apa yang Guru ajarkan pada siswa dengan memperhatikan kategori kebutuhan belajar Konten atau isi materi yang diajarkan harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa. 

Konten dapat berupa tantangan atau pertanyaan penelitian yang merangsang siswa untuk menggali lebih dalam tentang suatu konsep yang diajarkan

Diferensiasi produk akan tampak dari produk yang dihasilkan siswa. Produk ini beragam jenisnya karena bahan dan proses yang digunakan juga beragam. 

Penjelasan produk juga tidak harus selalu dalam bentuk laporan tertulis. Siswa dapat menjelaskan produk dalam bentuk visual seperti video presentasi/foto dokumentasi ataupun dalam bentuk audio seperti voice note tergantung minat siswa.

Namun menerapkan pembelajaran berdiferensiasi bukanlah hal yang mudah. Guru harus dapat menyiapkan beberapa materi dan instrumen penilaian sekaligus. 

Pembelajaran berdiferensiasi ini dapat untuk memaksimalkan potensi siswa, karena dalam keseluruhan pembelajaran guru benar-benar memperhatkan kebutuhan siswanya.

Selain itu pembelajaran ini akan memancing siswa lebih aktif, melalui pembelajaran berdiferensiasi, sikap toleransi dapat muncul dengan pemberian keleluasaan bagi siswa untuk mengembangkan potensi.

Selain itu, siswa juga jadi lebih aktif ketika belajar. Karena siswa mengalami langsung apa yang sedang mereka pelajari yang disesuikan dengan karakteristik dan kebutuhanya yang dibagi menjadi 3 hal yakni Visual, Auditori dan kinestetik. (Niken)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun