Mohon tunggu...
Berry El Hamdi
Berry El Hamdi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dari Universitas Pendidikan Indonesia

Saya merupakan Mahasiswa dari Universitas Pendidikan Indonesia jurusan Pendidikan Geografi. Dengan adanya tulisan saya baik mengenai kegeografian ataupun hobi saya terhadap olahraga dapat meningkatkan literasi masyarakat di duni digital

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Topik 5 Filosofi Pendidikan Indonesia

11 Maret 2023   23:44 Diperbarui: 11 Maret 2023   23:48 10054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berikut saya samapiakan beberapa hal yang saya dapatkan setelah memahami mata kuliah Filsosofi Pendidikan Indonesia pada Pendidikan Profesi Guru Pra-Jabatan Angakatan 2 Bidang Studi Geografi NIM 2216599, sebelumnya perkenalkan nama saya Berry El Hamdi.

Topik 1 Perjalanan Pendidikan Nasional

Sebelum kemerdekaan, sistem pendidikan di Indonesia didominasi oleh lembaga-lembaga pendidikan yang dikelola oleh pihak-pihak asing, seperti Belanda dan Portugal. Tujuan dari sistem pendidikan ini adalah untuk menghasilkan tenaga-tenaga terdidik yang siap mengisi posisi-posisi administratif dan mempertahankan kepentingan pemerintah kolonial.

Pada tahun 1854, sejumlah bupati mengusulkan untuk mendirikan sekolah kabupaten yang hanya akan mendidik calon pegawai. Pada tahun yang sama, didirikanlah Sekolah Bumi Putera yang hanya memiliki tiga kelas, dan hanya mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung kepada murid-muridnya. 

Pada tahun 1920, muncul cita-cita baru untuk melakukan perubahan radikal dalam pendidikan dan pengajaran di Indonesia. Pada tahun yang sama, didirikanlah Taman Siswa di Yogyakarta sebagai simbol dan gerbang menuju kemerdekaan dan kebebasan budaya bangsa.

Taman Siswa merupakan lembaga pendidikan yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara dengan tujuan memberikan pendidikan yang lebih demokratis dan memperkuat kebangsaan Indonesia. Lebih dari sekadar memberikan pengetahuan akademik, Taman Siswa juga menekankan pentingnya pendidikan karakter dan keterampilan praktis yang dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Taman Siswa menjadi cikal bakal pendidikan nasional di Indonesia setelah kemerdekaan, dan memberikan kontribusi penting dalam mencetak generasi muda yang memiliki semangat nasionalisme dan kecintaan pada budaya Indonesia.

Setelah kemerdekaan pendidikan lebih mudah diakses oleh masyarakat Indonesia sekarang, karena sudah banyak sekolah yang dibuka, banyak program beasiswa pendidikan yang tersedia, dan pemerintah mewajibkan setiap warga negara untuk menempuh pendidikan selama 12 tahun (SD, SMP, SMA). Pembelajaran pada abad-21 menekankan pada peserta didik, dengan menggabungkan kemampuan membaca-tulis, kecakapan, keterampilan, sikap, dan penguasaan teknologi. Adapun alur pendidikan nasional bangsa Indonesia adalah sebagai berikut :

  • Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 memuat butir-butir yang berhubungan dengan pembangunan nasional, termasuk pendidikan nasional.
  • Pada 20 Mei 1950, dibentuklah Badan Pendidikan Nasional (BPN), yang bertugas menyusun sistem pendidikan nasional Indonesia.
  • Pada tahun 1952, dibentuklah Universitas Indonesia sebagai pusat pendidikan tinggi pertama di Indonesia.
  • Pada tahun 1960, dikeluarkanlah Undang-Undang No. 2 Tahun 1960 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang memberikan dasar hukum bagi pendidikan nasional di Indonesia.
  • Pada tahun 1965, dibentuklah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sebagai lembaga pemerintah yang bertanggung jawab atas pengelolaan sistem pendidikan nasional.
  • Pada tahun 1984, dikeluarkanlah Undang-Undang No. 2 Tahun 1984 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menetapkan tujuan pendidikan nasional Indonesia.
  • Pada tahun 1994, dikeluarkanlah Undang-Undang No. 20 Tahun 1994 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menegaskan pentingnya peningkatan kualitas pendidikan nasional.
  • Pada tahun 2003, diluncurkan Program Pendidikan Nasional (PPN) 2003-2010, yang menekankan pentingnya peningkatan kualitas guru dan siswa.
  • Pada tahun 2013, dikeluarkanlah Kurikulum 2013, yang menekankan pengembangan kompetensi siswa dan pembelajaran yang lebih aktif dan inovatif.
  • Saat ini perkembangan pendidikan Indonesia terus mengalami dinamika, sebagai bagian dari tuntutan akan perkembangan zaman, diantaranya adalah dengan adanya Kurikulum Merdeka pada tahun 2022

Dalam perjalanan pendidikan nasional di Indonesia, terdapat banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti ketidakmerataan kualitas pendidikan antara daerah, kurangnya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, dan kekurangan tenaga pendidik yang berkualitas. Namun, pemerintah Indonesia terus berupaya untuk mengatasi tantangan yang ada.

Topik 2 Dasar Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan dan pengajaran merupakan usaha untuk mempersiapkan manusia dalam segala aspek kehidupannya, baik dalam bermasyarakat maupun berbudaya secara luas. Ki Hajar Dewantara percaya bahwa pendidikan merupakan kunci utama dalam menciptakan manusia Indonesia yang beradab, dan dapat menjadi ruang untuk menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diwariskan. 

Ki Hajar Dewantara juga menegaskan bahwa pendidikan harus dilakukan dengan cara yang sesuai dengan tuntutan zaman, seperti cara belajar dan interaksi peserta didik di abad-21 yang berbeda dengan peserta didik pada pertengahan dan akhir abad-20. Selain itu, Ki Hajar Dewantara menekankan pentingnya budi pekerti yang merupakan perpaduan antara kognitif, afektif, dan psikomotor sehingga dapat menciptakan karya yang berkualitas. Ki Hajar Dewantara juga menekankan pentingnya "sistem among" yang artinya guru harus mampu memberikan tuntunan kepada peserta didik dalam pengajaran.

Topik 3 Identitas Manusia/ Masyarakat Indonesia

Pancasila adalah inti dari nilai-nilai, semangat, dan jiwa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia, khususnya nilai gotong-royong.

 Soekarno kemudian mengidentifikasi nilai-nilai luhur yang telah hidup dalam masyarakat Indonesia sejak dahulu, dan menjadikan Pancasila sebagai identitas bangsa dan manusia Indonesia yang terdiri dari bahasa, bendera, lagu kebangsaan, lambang negara, semboyan, dan dasar falsafah. Pendidikan tidak hanya membantu dalam memahami keragaman, tetapi juga bertujuan untuk melestarikan keragaman, menemukan nilai-nilai yang menyatukan keragaman, serta melawan segala bentuk yang merongrong kesatuan. 

Oleh karena itu, pendidikan harus menjadi praktik hidup bersama yang saling peduli, mengasihi, menghargai, dan bukan saling mengalahkan dalam semangat kompetisi. Pancasila mengandung nilai-nilai yang menjadi pandangan hidup bagi bangsa dan negara dalam mewujudkan masyarakat yang berkarakter Pancasila. Sebagai identitas bangsa, Pancasila memberikan makna dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, serta menjadi pedoman dalam tindakan dan sikap yang dibutuhkan untuk membangun bangsa yang lebih maju dan sejahtera.

Topik 4 Pancasila Sebagai Fondasi Pendidikan Indonesia

Pada masa kemerdekaan Indonesia, para pendiri bangsa telah menyadari pentingnya nilai-nilai filsafat hidup berbangsa sebagai landasan dasar bagi sebuah negara yang baru lahir. Mereka merumuskan nilai-nilai tersebut dalam bentuk dasar negara yang dinamakan Pancasila. Oleh karena itu, Pancasila menjadi dasar filosofis pendidikan pada umumnya dan pendidikan agama di Indonesia. 

Pancasila memberikan kontribusi besar bagi kesatuan hidup berbangsa dalam kemajemukan Indonesia. Nilai-nilai dalam Pancasila menjadi dasar pengembangan paradigma pendidikan transformatif untuk melestarikan kemajemukan budaya, agama, ras, dan suku di tengah tantangan dan ancaman keterpecahan hidup berbangsa. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sangat penting dan harus dijadikan pedoman dalam pendidikan.

 Pertama, Pancasila menegaskan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Nilai ini sangat penting dalam pembentukan karakter dan moral peserta didik, karena keyakinan pada Tuhan yang Maha Esa membantu mereka memahami nilai-nilai kebaikan, kejujuran, dan keadilan. Dalam konteks pendidikan, keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa menjadi landasan untuk membangun karakter dan moral peserta didik.

Kedua, visi kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi nilai penting dalam Pancasila. Visi ini menegaskan bahwa semua manusia harus diperlakukan secara adil dan sama, tanpa terkecuali. Dalam konteks pendidikan, visi ini menjadi landasan untuk membangun kesadaran sosial pada peserta didik. Pendidikan harus mampu mengajarkan pada peserta didik bahwa setiap orang sama pentingnya dan memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Ketiga, cita-cita kesatuan hidup berbangsa menjadi nilai yang sangat penting dalam Pancasila. Nilai ini menegaskan bahwa meskipun Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, agama, dan budaya, namun harus tetap bersatu dan hidup rukun. Dalam konteks pendidikan, nilai ini menjadi landasan untuk membangun kesadaran persatuan dan kesatuan pada peserta didik. Pendidikan harus mampu mengajarkan pada peserta didik bahwa meskipun mereka berbeda-beda, namun tetap harus hidup bersama dalam kerukunan dan kebersamaan.

Keempat, penegakan hak dan kewajiban setiap warga negara untuk berpartisipasi aktif dalam hidup berbangsa menjadi nilai penting dalam Pancasila. Nilai ini menegaskan bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk ikut serta dalam pembangunan negara. Dalam konteks pendidikan, nilai ini menjadi landasan untuk membangun kesadaran pada peserta didik bahwa mereka memiliki tanggung jawab dalam pembangunan negara dan harus ikut serta dalam proses tersebut.

Kelima, perjuangan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi rakyat Indonesia menjadi nilai penting dalam Pancasila. Nilai ini menegaskan bahwa semua rakyat Indonesia harus diperlakukan secara berkeseluruhan dengan adil.

Topik 5 Pendidikan Yang Memerdekakan Peserta Didik

Pendidikan yang memerdekakan peserta didik merupakan sebuah konsep pendidikan yang mengutamakan pembebasan peserta didik dari tekanan atau belenggu dari faktor dalam dirinya maupun luar dirinya. Konsep ini menekankan bahwa peserta didik harus diberikan ruang dan kesempatan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan secara optimal, tanpa adanya batasan atau pembatasan yang menghambat proses pembelajaran.

Dalam konteks pembelajaran abad ke-21, konsep pendidikan yang memerdekakan peserta didik sangat relevan untuk diterapkan. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, pendidikan tidak hanya dituntut untuk menyediakan wawasan dan pengetahuan, tetapi juga harus mampu mengembangkan kemampuan peserta didik agar dapat bersaing dalam lingkungan global yang semakin kompleks dan dinamis.

Pendidikan yang memerdekakan peserta didik dalam pembelajaran abad ke-21 harus mampu mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan, ketrampilan, sikap, dan penguasaan teknologi. Pembelajaran haruslah berfokus pada peserta didik, sehingga peserta didik merasa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Peserta didik harus diberikan kesempatan untuk berkreasi, berinovasi, dan mengeksplorasi potensi dan minat yang dimilikinya. Hal ini akan membantu peserta didik untuk lebih memahami dirinya sendiri dan mengembangkan dirinya secara maksimal.

Dalam pembelajaran abad ke-21, guru harus berperan sebagai fasilitator atau penggerak yang membantu peserta didik dalam proses pembelajaran. Guru harus mampu menghadirkan suasana belajar yang menyenangkan dan menyenangkan, sehingga peserta didik merasa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Guru juga harus mampu mengadaptasi metode dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, sehingga peserta didik dapat belajar dengan lebih efektif dan efisien.

Selain itu, pendidikan yang memerdekakan peserta didik dalam pembelajaran abad ke-21 juga harus mampu mengembangkan keterampilan sosial dan emosional peserta didik. Peserta didik harus diberikan kesempatan untuk belajar berkolaborasi, berkomunikasi, dan bekerja sama dengan orang lain. Hal ini akan membantu peserta didik untuk lebih siap menghadapi dunia kerja yang semakin kompleks dan dinamis di masa depan. Sehingga  kesimpulannya, pendidikan yang memerdekakan peserta didik dalam pembelajaran abad ke-21 sangat penting untuk membantu peserta didik mengembangkan potensi dan kemampuannya secara optimal. Pendidikan yang memerdekakan peserta didik akan membantu peserta didik untuk belajar secara lebih aktif, kreatif, dan mandiri, sehingga dapat bersaing di dunia global yang semakin kompleks dan dinamis. Oleh karena itu, pembelajaran abad ke-21 harus mampu mengintegrasikan konsep pendidikan yang memerdekakan peserta didik agar dapat menciptakan generasi muda yang lebih berkeadilan dan merdeka dalam mencapai kebahagian sebagai manusia dan sebagai bagian dari masyarakat.

Kesimpulan Mata Kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia

Indonesia telah mengalami perubahan dalam perkembangan zaman yang dimulai sejak sebelum kemerdekaan hingga saat ini. Perubahan ini termasuk dalam penyesuaian pendidikan dengan gagasan Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan abad ke-21 yang berbeda dengan pendidikan pada abad ke-20. Perkembangan ilmu teknologi juga menjadi salah satu faktor pendukung perubahan dalam pendidikan. Meskipun demikian, Indonesia tetap berpegang pada Pancasila sebagai landasan dan tetap memperhatikan identitas manusia Indonesia dalam perubahan pendidikan yang ada.

Pendidikan pada abad ke-21 harus dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan dan potensi mereka tanpa tekanan atau belenggu dari faktor dalam dirinya maupun luar dirinya. Terdapat tiga prinsip penting yang harus dicapai dalam pendidikan yang memerdekakan peserta didik, yaitu hidup tidak diperintah, berdiri tegak karena kekuatan sendiri, dan cakap mengatur hidup dengan tertib. Beberapa sekolah telah memperhatikan prinsip-prinsip ini dalam implementasi pendidikan mereka, sehingga pendidikan dapat menjadi sebuah proses yang memerdekakan dan berpihak kepada peserta didik.

Dalam menghadapi perubahan zaman, Indonesia melakukan penyesuaian dalam pendidikan dengan mengambil inspirasi dari gagasan Ki Hajar Dewantara mengenai pendidikan abad ke-21. Pendidikan abad ke-21 menuntut agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan dan potensi mereka tanpa adanya tekanan atau belenggu dari faktor dalam diri maupun luar diri mereka. Prinsip-prinsip penting dalam pendidikan yang memerdekakan peserta didik adalah hidup tidak diperintah, berdiri tegak karena kekuatan sendiri, dan cakap mengatur hidup dengan tertib.

Dalam konteks ini, beberapa sekolah di Indonesia telah mengimplementasikan prinsip-prinsip ini dalam pendidikan mereka. Tujuannya adalah untuk membuat pendidikan menjadi proses yang memerdekakan dan berpihak kepada peserta didik, sehingga peserta didik dapat menjadi individu yang mandiri dan mampu mengambil peran aktif dalam masyarakat. Meskipun ada perubahan dalam pendidikan Indonesia, namun Pancasila tetap menjadi landasan yang dipegang teguh untuk memastikan bahwa perubahan yang terjadi selalu memperhatikan identitas dan entitas manusia Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun