Mohon tunggu...
Berric Dondarrion
Berric Dondarrion Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

House Baratheon of Storm's End

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kesaksian Orang Dalam Tentang Jokowi

2 Juni 2014   18:06 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:48 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

(5) Jokowi bukan tipe bertanggung jawab karena "Saya pernah bertanya, mengapa PT. MRT banyak dikendalikan oleh orang Ahok? Jokowi dengan santai menjawab, biarin. Kalau MRT gagal yang salah Wagub, tapi kalau MRT berhasil yang dikenang Gubernur."; dan

(6) Jokowi tidak paham persoalan administrasi, karena banyak berkas menumpuk belum ditanda tangan padahal kalau terkait pencitraan diri, Jokowi cepat sekali. Blusukan atau pendirian stadion di atas taman BMW yang masih bermasalah itu, ternyata Jokowi seperti tidak sabar ingin meletakan batu pertama agar dikenang sebagai Gubernur yang peduli pada rakyat.

Pernyataan Prijanto di atas pada kenyataannya konsisten dengan pernyataan Nanik S. Deyang, wartawan senior yang termasuk lingkar dalam Jokowi namun belakangan menjauhi, lagi-lagi karena melihat sosok Jokowi yang sesungguhnya, di mana Nanik mengatakan di akun facebooknya sebagai berikut:

"Sejak Desember 2012 atau hanya satu bulan setelah dilantik jadi Gubernur DKI, otaknya sudah nafsu mau jadi Presiden. Monorel dipaksakan supaya dalam setahun pemerintahan proyek itu ada dan lihatlah sekarang mangkrak karena ketidakmampuan investor yang ditunjuk. Lihat itu proyek Market Night, beritanya sampai mana-mana sampai ada satu media besar yang mengulas satu halaman apa hasilnya hanya berlangsung beberapa malam saja.

Mau dengar apa yang dia katakan soal MRT oleh Jokowi, 'sudahlah yang penting saya dukir-dukir tanahnya, yang penting kelihatan pembangunannya dimulai' (pembicaraan ada saksinya, jadi bukan fitnah, dan saksinya ada di wall saya). Dan seminggu berikutnya sudah tiga hasil survei di antar stafnya ke kantor saya. Dia mengatakan, 'Mbak gila ini, popularitas saya sudah melebihi SBY. SBY hanya sekitar 64 persen saya sudah 80 persen'.

Bahkan waktu Lebaran hari kedua, dia telpun saya, bahwa saat malam Lebaran sudah ditegur Bu Mega karena ketahuan diam-diam sudah membentuk tim Sukses. Nah, betulkah saya ditelpon Jokowi, kalau Anda mengenal Jokowi, ada ajudannya namanya Ivan, dialah yg menyambungkan ke saya,"

Nah, berdasarkan kesaksian mantan timses Jokowi di atas kita menemukan fakta tidak terbantahkan bahwa Jokowi sudah merencanakan keinginannya untuk menjadi Presiden hanya satu bulan setelah dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta dan dia bahkan diam-diam membentuk tim sukses yang ketahuan Megawati dan kena tegur.

Dengan kata lain ketika pada bulan Desember 2012 Jokowi sedang berbohong ketika dia menyatakan tidak akan meninggalkan Jakarta untuk mencalonkan diri sebagai presiden; dan omong kosong juga bahwa Jokowi adalah "capres yang dicalonkan rakyat dan bukan mencalonkan diri." Dengan demikian terbukti juga pada banjir besar Jakarta bulanJanuari 2013 ketika Jokowi berada di Latuharhary menjadi "mandor" perbaikan tanggul yang jebol dan menyebut dirinya superman banjir sementara ada ribuan rakyat Jakarta Utara tenggelam tanpa pertolongan sebenarnya dia sedang pencitraan untuk persiapan nyapres. Kemana hati nurani orang ini? Timses Jokowi ada yang bisa membantah pernyataan saya? Silakan maju ke depan dan bantahlah kalau bisa!

Selanjutnya pernyataan Naniek bahwa pembangunan yang dilakukan Jokowi di Jakarta adalah berdasarkan "Yang penting kelihatan pembangunan dimulai" adalah konsisten dengan pernyataan Prijanto pada angka (5) dan (6) di atas bahwa Jokowi selalu cepat bila meletakan batu pertama demi "dilihat rakyat" namun sebenarnya tidak tidak peduli dengan kelanjutan proyek itu karena bila proyek itu gagal yang akan disalahkan adalah orang lain; sedangkan bila berhasil yang akan dikenang adalah dirinya. Apakah kasus Udar dan transjakarta dan kasus Jokowi melakukan groundbreaking monorel di bawah kilatan lampu media massa padahal sampai sekarang monorel mangkrak karena masih banyak masalah masih tidak meyakinkan kita bahwa pernyataan Prijanto dan Nanik adalah benar dan bukan fitnah?

Anda bayangkan bila orang seperti Jokowi ini menjadi presiden kita, tepat apa yang dikatakan Hasyim Muzadi: "akan jadi apa bangsa ini?" Dan yang dikatakan JK: "akan hancur negara ini dan banyak masalah bila dipimpin Jokowi." Catat, Hasyim adalah pendukung Jokowi dan JK adalah cawapres Jokowi yang membayar Rp. 10trilyun untuk kursi cawapres!

Baru-baru ini saya ngobrol dengan seorang pejabat di Pemprov DKI ketika ke sana untuk mengurus beberapa hal, dan saya mendapat informasi bahwa pembangkangan terhadap Jokowi juga terjadi di kalangan Pemprov DKI yang selama ini terancam dipecat Jokowi bila merusak citra Jokowi kendati mereka berkinerja baik. Jokowi sangat sering memberi perintah lisan yang melanggar hukum seperti mengeluarkan anggaran di luar peruntukan, ketika menerbitkan KJS/KJP misalnya, tapi ketika terjadi masalah maka Jokowi akan mengorbankan anak buahnya, seperti Udar Pristono, itulah sebabnya di kalangan Pemprov lahir istilah "diudarkan" atau menjadi tumbal kebijakan Jokowi padahal sangat jelas dan terang benderang bahwa calo pengadaan bus transjakarta adalah Michael Bimo Putranto, mantan timses Jokowi di Solo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun