Sudah saatnya, perangkat daerah jeli serta progresif membaca kesempatan besar penjualan daring, karena memang tren penjualan dengan konsep daring tersebut tengah mengglobal.
Mckinsey, memprediksi, perdagangan daring tahun 2022 di Indonesia akan mencapai nilai 55 miliar Dollar AS hingga 65 Dollar AS. Caranya, tentu saja dengan melaksanakan sosialisasi potensi tersebut agar di minati dengan mengedukasi pemetaan produk dan jasa yang sedang di gandrungi dan relevan bagi konsumen sesuai dengan potensi daerah. Pendapatan asli daerah pun bukan tidak mungkin bertumbuh signifikan dengan memamfaatkan potensi pemasaran digital tersebut.
Kelebihan lain, ketika mengikuti pelatihan di BLK juga mampu meningkatkan kepercayaan diri tenaga kerja karena ada standar sertifikasi yang berlaku bagi perusahaan jika di butuhkan. Hal ini jelas membuka dua peluang bagi penyandang disabilitas baik sektor formal dan informal (wirausaha). Sekali merengkuh dayung, akhirnya dua tiga pulau terlampaui.
Terakhir, tentu saja pemerintah pusat harus memberikan apresiasi khusus bagi daerah-daerah yang berhasil memberdayakan penyandang disabilitas, meningkatkan keahlian, dan mengintervensi fasilitas bangunan umum dan penerimaan tenaga kerja penyandang disabilitas di perusahaan-perusahaan maupun pemerintahan agar juga menjadi percontohan bagi daerah lain.
Jika penyandang disabilitas pemberdayaannya dengan model terobosan seperti di atas, bukan tidak mungkin, kontribusi kaum difabel membuka realitas baru dalam pertumbuhan ekonomi, bahwa kemerdekaan sejati bangsa Indonesia pada hakikatnya tidak memandang fisik semata, namun di maknai dengan produktivitas tinggi setiap anak bangsa.
Ad astra per aspera. Menuju bintang dengan kerja keras.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H