Mohon tunggu...
Berni Hatim
Berni Hatim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Dengan berbuat 1 kebaikan, kamu dapat merasakan beribu kenikmatan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Berusaha Untuk Tetap Maju, Meskipun Tanpa Rencana yang Sempurna

8 Desember 2024   01:45 Diperbarui: 8 Desember 2024   02:00 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebih dari itu, Syahril juga pernah menduduki posisi penting lainnya, seperti wakil dekan, dan kemudian naik menjadi wakil rector 1 bidang akademik dan kemahasiswaan pada periode 2008–2012. Selain itu, dalam struktur senat, ia pernah menjadi anggota senat jurusan, anggota senat fakultas, hingga anggota senat universitas. Bahkan, pada tahun 2012, Syahril sempat menjabat sementara sebagai ketua senat universitas ketika ketua sebelumnya pensiun.

Di bidang penelitian, meskipun ia tidak menganggap dirinya memiliki banyak kontribusi, ada beberapa pencapaian penting yang berhasil diraihnya. Salah satu di antaranya adalah memenangkan hibah penelitian dari Dikti senilai Rp.150 juta pada tahun 2011. Selain itu, pencapaian besar lainnya terjadi ketika ia menjadi ketua jurusan Teknik Mesin. Pada masa itu, jurusan yang ia pimpin memenangkan kompetisi TPS DPP dengan dana hibah senilai Rp.7,15 miliar dari Asian Development Bank untuk pengembangan program studi dan peningkatan fasilitas.

Hibah tersebut membawa dampak besar bagi pengembangan pendidikan di kampus. Dengan dana tersebut, jurusan Teknik Mesin dapat mengirim tiga dosennya untuk melanjutkan studi S3 di Inggris, satu dosen untuk melanjutkan studi S2 di ITB, serta membeli berbagai peralatan canggih, seperti mesin CNC, yang sangat dibutuhkan untuk mendukung pembelajaran dan penelitian. Selain itu, dana tersebut juga digunakan untuk membangun fasilitas baru yang bermanfaat bagi mahasiswa dan staf pengajar.

Menurut Syahril, semua keberhasilan ini bukanlah hasil kerja individu, melainkan buah dari kerja keras tim yang solid. Ia selalu menekankan pentingnya kolaborasi dan pemanfaatan sumber daya yang ada secara maksimal untuk mencapai hasil terbaik. Pengalamannya dalam berbagai posisi dan proyek ini menjadi landasan kuat dalam perjalanan kariernya, sekaligus kebanggaan yang terus ia kenang.

Saat menjabat sebagai ketua jurusan Teknik Mesin, Syahril menerapkan prinsip tersebut dalam pengelolaan program kerja jurusan. Pengalamannya menunjukkan bahwa fokus pada prioritas adalah kunci keberhasilan, terutama saat sumber daya tidak mencukupi. Salah satu contoh adalah ketika jurusan mengajukan proyek pengembangan kepada reviewer eksternal. Pada awalnya, proposal yang diajukan dinilai terlalu ambisius dibandingkan dengan sumber daya yang tersedia. Menyadari hal ini, Syahril dan timnya melakukan revisi besar-besaran, memangkas program-program yang kurang realistis, dan menyusun kembali rencana sesuai dengan kemampuan yang ada.

Proses tersebut berhasil mengurangi total anggaran dari semula Rp.11 miliar menjadi Rp7,15 miliar tanpa mengorbankan kualitas. Hasilnya, proposal mereka diterima, dan dana hibah pun disetujui. Dengan dana ini, jurusan dapat membeli peralatan mahal seperti mesin CNC, yang harganya mencapai ratusan juta rupiah, serta membangun fasilitas baru. Menurut Syahril, jika harus bergantung pada dana yayasan, pembelian peralatan semacam itu mungkin harus menunggu karena ada banyak prioritas lainnya. Namun, dengan keberhasilan mengelola hibah, mereka mampu memenuhi kebutuhan dengan lebih cepat.

Pengalaman Syahril sebagai anak buah di masa lalu turut membentuk pandangannya. Ia pernah merasakan bagaimana menjadi bawahan yang diperlakukan dengan keras oleh atasan. “Siapa yang senang dimarahi pimpinan? Saya pernah merasakan itu,” ujarnya. Namun, pengalaman tersebut membantunya memahami pentingnya mengendalikan emosi dan mencari akar dari setiap masalah.

Saat ia menjadi pemimpin, baik sebagai wakil rektor atau ketika memegang peran top leader, Syahril menggunakan pendekatan yang lebih komunikatif. Ia belajar untuk memahami bahwa kemarahan atau ketidakpuasan seseorang sering kali memiliki alasan mendalam. Baginya, penting untuk mencari tahu penyebabnya dan berusaha memperbaiki hubungan.

Syahril percaya bahwa tantangan terbesar kita dalam karier atau kehidupan sering kali datang dari orang-orang yang bertentangan dengan kita. Namun, ia juga melihat peluang besar di sana. Musuh terbesar kita bisa menjadi sekutu terbaik kita jika kita mampu mengubah hubungan itu menjadi kolaborasi. Melalui komunikasi yang baik dan pemahaman mendalam, Syahril percaya bahwa setiap orang dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

Pengalaman hidup Syahril yang dimulai sedari masa kecilnya di Sumatera, tepatnya di Padang. Ia merasakan perbedaan karakteristik yang signifikan antara dirinya dan teman-teman yang berasal dari berbagai daerah, terutama perbedaan karakter antara orang Sumatera dan orang Jawa. Syahril meyakini bahwa orang Sumatera cenderung berpikir cepat dan memiliki emosi yang juga cepat, yang sering kali membuat mereka mudah marah. Berbeda dengan itu, teman-temannya yang berasal dari Jawa memiliki kesabaran yang luar biasa. Pengalaman ini memberinya kesan yang mendalam dan mengajarkannya banyak hal tentang bagaimana karakter dan pendekatan yang berbeda bisa memengaruhi kehidupan.

Bagi Syahril, pengalaman berinteraksi dengan teman-teman yang memiliki sifat sabar seperti itu adalah titik balik dalam perjalanannya. Ia menyadari bahwa jika ia hanya bergantung pada potensinya namun tidak mampu mengontrol emosi, maka potensinya akan sulit untuk dikembangkan dengan baik. Syahril merasakan bagaimana ia bertemu dengan seorang teman yang memiliki keahlian dalam karate. Meskipun sangat mahir dan mampu mengalahkan lawan dengan mudah jika bertarung, ia memiliki kesabaran yang luar biasa dalam menghadapi situasi sulit. Melihat ketenangan dan kesabaran teman tersebut membuat Syahril tersadar bahwa ia perlu belajar untuk menjadi lebih sabar dalam menghadapi berbagai masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun