Mohon tunggu...
bernardus Jebatu
bernardus Jebatu Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Santo Antonius Jakarta

Hallo guys, saya adalah seorang pribadi yang ingin terus menerus belajar banyak hal, karena saya bergerak di dunia pendidikan. Saya seorang guru yang memiliki impian besar untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Saya ingin untuk terus berkarya demi diri sendiri dan orang banyak yang ingin membaca.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Sikap Moderasi dalam Beragama Sangat Penting?

17 Mei 2024   08:50 Diperbarui: 17 Mei 2024   09:01 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Egocentric hypocrisy: kecenderungan alamiah untuk mengabaikan inkonsistensi. Misalnya inkonsistensi antara kata dan perbuatan atau standar yang kita terapkan pada diri sendiri dan orang lain. 

Cara Mengoreksinya: secara berkala membandingkan standar yang kita terapkan pada diri sendiri dan orang lain Jika tidak menemukan inkonsistensi dalam pikiran atau perbuatan Anda, bertanyalah apakah Anda sudah menggali lebih dalam atau tidak. 

Egocentric oversimplification: kecenderungan alamiah untuk mengabaikan kompleksitas masalah dengan memilih pandangan yang sederhana bila kompleksitas itu akan mengubah pendapatnya 

Cara Mengoreksinya: Secara rutin memfokuskan pikiran pada kompleksitas masalah dan secara eksplisit memformulasikannya dalam kata-kata :Jika Anda tidak menemukan bahwa Anda telah menyederhanakan banyak masalah penting, bertanyalah apakah Anda telah benar-benar mengonfrontasikan diri pada kompleksitas dalam masalah yang dihadapi. 

egocentric blindness:kecenderungan alamiah untuk tidak memperhatikan fakta atau bukti yang berlawanan dengan kepercayaan dan nilainilai yang diyakini 

Cara Mengoreksinya: secara eksplisit mencari fakta dan bukti tersebut. Bila Anda tidak mendapati diri Anda mengalami keresahan dalam mencari fakta dan bukti ini, maka Anda perlu bertanya apakah Anda telah secara serius menanggapi fakta dan bukti ini. Bila Anda dapati bahwa semua kepercayaan-kepercayaan Anda benar sejak awalnya, maka mungkin Anda telah secara canggih "mengelabui diri sendiri.

sumber gambar: Dokumen Pribadi
sumber gambar: Dokumen Pribadi

Dalam konteks keberagaman di Indonesia khususnya berkaitan dengan Agama tentunya penting untuk secara terus menerus melatih diri untuk berpikir positif tentang orang  di luar diri kita. Pada umumnya kita dengan mudah memberikan sebuah kesimpulan, bakhan mengadili orang lain ketika melihat sebuah konten baik berupa gambar atau video di media sosial  tanpa melihat fakta yang sebenarnya. Maka kita perlu open mind, open heart and open will. Kita membuka pikiran kita untuk memahami lebih tentang oranglain. Membuka hati untuk menerima orang lain dalam kondisi apapun meskipun kita berbeda. Membuka tekad atau keinginan untuk berdialog, bertegur sapa agar menghindari salah paham. Untuk itu ada 9 kata kunci dalam moderasi beragama yang harus kita pahami dan hidupi dalam kebersamaan dengan orang lain: kemanusiaan, kemaslahatan,  Adil, berimbang, taat konstitusi, komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, penghormatan kepada tradisi. 

Mari kita jaga negara kita tercinta dengan mengedepankan semangat kebersamaan, menyingkirkan ego sektarian.

Bernadus Jebatu

Guru SMA Santo Antonius Jakarta Timur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun