Mohon tunggu...
Bernardus Bhanu Sandya Riyanto
Bernardus Bhanu Sandya Riyanto Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - seminaris

begitulah

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Si Pemberdaya Sosial-Ekonomi Paroki

29 November 2024   15:34 Diperbarui: 29 November 2024   15:34 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            EKRAF merupakan suatu wadah yang disediakan bagi umat untuk mengembangkan sosial ekonomi di bidang pertanian, peternakan, dan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Romo Eko sebagai pembina sudah berjalan bersama para pengurus dan anggota EKRAF sejak tahun 2022. Alasan Romo Eko sendiri untuk ikut serta dalam mengembangkan EKRAF karena beliau memang merasa terdorong dan tertarik dalam hal pengembangan sosial ekonomi.

            Dalam usahanya bersama EKRAF, Romo Eko merasa optimis bahwa wadah tersebut dapat berkembang. Beliau juga menemukan sukacita di dalam ketika melihat kebersamaan dan semangat dari para pengurus dan anggota EKRAF dalam menyumbangkan pikiran dan tenaga demi sebuah perkembangan.

            Walau dari luar wadah ini terlihat berjalan lancar lancar saja, akan tetapi yang namanya hidup sudah pasti ada tantangannya. Di dalam perjalanannya bersama EKRAF, Romo Eko juga menemukan duka ketika harus berhadapan dengan sebuah kebuntuan. Pasalnya, wadah tersebut diisi oleh berbagai orang yang setiap orangnya memiliki beragam kondisi ekonomi dan sifat, sehingga ada tantangan tersendiri yang tak mudah dilewati sendiri.

            Walau menemukan kesulitan, Romo Eko tidak menjadi ciut untuk terus ikut serta dalam mengembangkan sosial ekonomi paroki. Beliau justru tetap optimis akan usahanya bersama EKRAF. Ia juga memiliki harapan untuk EKRAF yaitu agar selalu kompak, semakin kreatif dan inovatif.

Nilai-nilai

            Romo Eko Wahyu Krisputranto, MSF mencerminkan orang yang tak kenal batasan untuk melayani sesama. Dari beliau, kita diajarkan untuk tetap melayani ditengah kesibukan. Tak hanya baru bergerak jika secara kebetulan ada kesempatan saja, tetapi beliau justru yang mencari kesempatan atau peluang untuk memaksimalkan apa yang bisa ia lakukan untuk sesama.

            Mungkin selama ini kita hanya menangkap jika kata "melayani" dapat membuat seseorang menjadi seperti bawahan yang bekerja untuk tuannya. Namun, pengalaman dari Romo Eko dapat memberi kita pandangan baru. Dengan melayani beliau justru menjadi lebih dekat dengan yang dilayani dan tidak ada relasi seperti atasan-bawahan. Yang terpenting, ia tak hanya memberi secara langsung, akan tetapi juga memberdayakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun