Paus sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik di dunia, selalu memiliki peran dalam menciptakan perdamaian dunia. Hikmat dan keagungannya selalu didengar oleh para pemimpin negara di seluruh dunia, terutama saat negara-negara menghadapi pelbagai persoalan hidup terutama terkait dengan kemanusiaan dan perdamaian dunia.
Golden Rule
Gereja Katolik mengimani Yesus Kristus sebagai Putra Allah yang menjelma dalam diri manusia melalui perawan suci Maria. Iman Gereja Katolik yang termuat dalam Kitab Suci memiliki ajaran iman yang menjadi perintah dan kewajiban yang dilakukan oleh umat Katolik di seluruh dunia.
Yesus Kristus mengajarkan golden rule, sebagaimana termuat dalam Injil Matius 7:12 "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan Kita para Nabi".
Golden rule di atas merupakan landasan tertinggi dan terluhur yang menjadi ajaran moral umat Katolik. Golden rule ini mengaliri nadi dan jiwa serta perilaku umat Katolik.
Gereja Katolik sebagai Agama dan Organisasi mampu menyeimbangkan dua tanggungjawab dan peran yang melekat didalamnya. Ibarat mata uang koin dengan dua sisi yang tak terpisahkan.Â
Dalam identitasnya sebagai Agama, Gereja Katolik mempunyai peran penting untuk mewartakan kabar gembira Tuhan Yesus untuk keselamatan semua bangsa di dunia dalam landasan golden rule, dan disisi lain memerankan tugas sebagai katalisator dan agent of change yang menggarami birokrasi di negara-negara di seluruh dunia.
Gereja Katolik adalah Gereja yang besar dan sudah teruji oleh zaman. Eksistensinya telah mengakar dan tak mungkin tergoyahkan. Sebagai organisasi yang memiliki pusat kendali di Vatikan, Gereja Katolik layaknya ibarat "Negara Khilafah" sesungguhnya yang masih menjadi mimpi bagi saudara sebelah untuk mewujudkannya.
Gereja Katolik adalah Agama Kasih
Terkait polemik yang sudah disinggung di awal tulisan ini, pemimpin Gereja Katolik di Indonesia, menghimbau umatnya untuk tidak perlu merespon terlalu keras terhadap kelakuan 'pelajar' Â baru belajar tentang keyakinan orang lain. Wajar saja hal itu terjadi, mengingat sikap fanatisme sempit hanya dimiliki oleh mereka yang memiliki hati dan pikiran sempit pula.
Mgr. Ignatius Suharyo, Ketua KWI (Konferensi Waligereja Indonesia), sekaligus sebagai Uskup Agung Keuskupan Jakarta mengatakan "Sudah banyak yang memberi catatan, termasuk dari sahabat-sahabat muslim sendiri. Saya sendiri mengajak umat Katolik untuk tidak usah menanggapi, tidak usah terganggu apalagi terpancing oleh hal-hal seperti itu. Kami ingin negeri ini damai, tidak direpotkan dengan hal-hal seperti itu yang hanya akan merugikan persatuan bangsa."