Mohon tunggu...
Bernardinus Fernando Lili
Bernardinus Fernando Lili Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Seorang pelajar yang ambisius dalam menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Menimba Kebijaksanaan dari Keberagaman

21 November 2024   23:14 Diperbarui: 21 November 2024   23:26 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka bangun pagi untuk mendengarkan kajian agama, berbincang dengan santri tentang nilai-nilai Pancasila, serta merasakan langsung kehidupan pesantren yang penuh disiplin dan kebersamaan. Aktivitas ini memperlihatkan betapa indahnya hidup dalam keberagaman, di mana perbedaan tidak menjadi penghalang melainkan jembatan untuk saling belajar.

Menurut saya, ekskursi ini menjadi pembelajaran toleransi yang konkret. Siswa tidak hanya diajak untuk memahami arti menghormati perbedaan, tetapi juga mempraktikkannya. 

Dengan mengikuti tata cara dan aturan di pesantren, seperti berpakaian sopan dan menjaga sikap, mereka menunjukkan penghormatan terhadap budaya dan keyakinan yang berbeda. Dalam proses ini, siswa belajar bahwa toleransi bukan hanya tentang menerima, tetapi juga tentang memahami dan menghormati cara hidup orang lain.

Ekskursi Kanisius ke Pondok Pesantren Terpadu Bismillah dapat diibaratkan seperti sebuah perjalanan menyebrangi jembatan pelangi.

Pelangi terdiri dari berbagai warna yang masing-masing berdiri sendiri namun tetap harmonis dalam keindahannya. Begitu pula dalam keberagaman, setiap individu memiliki warna, keyakinan, dan budaya yang unik. Jembatan pelangi ini menghubungkan dua daratan yang berbeda---Kanisus dan pesantren---dengan tali persahabatan, dialog, dan penghormatan.

Ekskursi ke Pondok Pesantren Terpadu Bismillah membuka wawasan siswa Kanisius tentang pentingnya keberagaman dan toleransi. Pengalaman ini mengajarkan bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan peluang untuk saling belajar dan bertumbuh. Gus Dur mengingatkan kita bahwa kebaikan tidak mengenal batas agama atau suku, dan puisi keberagaman menjadi pengingat akan keindahan persatuan di tengah keragaman.

Dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, ekskursi ini tidak hanya menjadi cerita, tetapi juga langkah formasi diri menjadi pelajar berkarakter. Sebuah pelajaran bahwa keberagaman adalah fondasi, dan toleransi adalah jembatan menuju Indonesia yang damai dan bersatu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun