Mohon tunggu...
Bernardinus EliasTan
Bernardinus EliasTan Mohon Tunggu... Guru - Pemula

Seorang pendidik sekolah dasar di kota Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Puisi dan Blogger (Part 6)

18 Desember 2018   22:22 Diperbarui: 18 Desember 2018   22:49 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

  • Pagi itu, Robi datang ke kampus untuk mengurus segala sesuatu yang dibutuhkan untuk perkuliahan selama satu semester ke depan. Kartu rencana studi sudah dikumpulkan kepada pembimbing akademik, kartu hasil studi semester lalu pun sudah diterima dan hasilnya cukup memuaskan. Tidak banyak nilai yang buruk, hannya saja ada satu mata kuliah yang nilainya B, tapi tidak menjadi soal bagi Robi karena memang kemarin pada waktu UAS agak sedikit lupa dengan beberapa rumus, maklum karena mata kuliahnya berhubungan dengan hitung-hitungan alias matematika.

"Robi..." panggil teman satu kelasnya.

"Oit.., kenapa?"

"Bagaimana dengan nilai kamu semester ini?"

"Lumayan..hanya ada satu mata kuliah yang nilainya B"

Setelah berbasa-basi sebentar dengan Angga, Robi langsung pergi meninggalkan Angga karena masih ada urusan lain yang mau diurus.

Robi dengan segera menuju kantin untuk sekedar minum sambil membuka handphone, karena dari tadi bergetar terus. Setelah dilihat ternyata ada yang meneleponnya sebanyak tiga kali, dan itu berasal dari Andi yang mungkin juga mau menanyakan hal yang sama dengan pertanyaan Angga dan Robi tidak menghiraukannya, karena tidak terlalu penting.

Setelah selesai minum dan membayar, Robi segera pergi meninggalkan kampus untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari di minimarket dekat kampusnya. Setelah mengambil beberapa item barang dan membayar di kasir Robi segera pulang ke rumah.

Sesampainya dirumah Robi langsung membuka laptop kesayangannya dan melanjutkan tulisannya yang sudah lama ditinggalkan karena liburan kemarin. Robi agak sedikit kebingungan ketika akan melanjutkan tulisannya.

Akhirnya tanpa pikir lama-lama, Robi langsung mencoba untuk memulai menuliskan kalimat pertama dari puisi yang akan dibuat. Setelah beberapa saat menulis dan merangkai kata-kata, akhirnya selesai juga puisi yang dibuat oleh Robi, dan begini puisinya.

"Lingkaran Kehidupan

Hidup itu sederhana...

Tak serumit rumus matematika yang begitu menyayat

Bagaikan lingkaran yang tak pernah putus

Hari demi hari ditempuh dengan penuh semangat

Tak peduli seberapa jauh jarak yang ditempuh

Tak peduli berapa banyak peluang dan rintangan yang harus dilewati

Begitu indah kehidupan ini

Banyak pelajaran yang diperoleh

Banyak ilmu yang didapat

Waktu terus berjalan

Jarak yang ditempuh semakin panjang

Tanpa disangka-sangka sudah dua per tiga bagian dalam kehidupan ini terisi

Ibarat tabung yang hampir penuh

Menunjukkan waktu yang sudah mulai habis

Ribuan kilometer yang sudah dilalui

Kejenuhan dan kegelisahan mulai menghampiri

Detik-detik terakhir terasa semakin dekat

Detak jantung mulai melemah

Menandakan perjalanan panjang yang ditempuh sudah mencapai garis akhir

Kehidupan yang awalnya terasa seperti lingkaran

Kini terasa seperti kubus yang memiliki sudut

Ya...

Sudah saatnya untuk beristirahat di sudut terakhir

Tempat dimana setiap manusia akan berlabuh

Sekarang hanya bisa diam tanpa kata dalam balutan kain putih

Berbaring kaku dalam kotak persegi panjang

Selamat tinggal kehidupan yang penuh dengan sejuta cerita."

Senyum-senyum sendiri, menjadi ciri khas Robi ketika selesai mengerjakan sesuatu yang dapat membuat bahagia dirinya sendiri maupun orang lain. Setelah selesai Robi langsung mengirimkan puisi tersebut ke dalam blog pribadinya.

Robi memang sudah lama memiliki blog yang isinya adalah tulisan-tulisan Robi, mulai dari kumcer, puisi, cerita lucu, cerita anak, dan masih banyak lagi tulisan-tulisan Robi yang sudah Ia posting. Selain di upload ke blog, Robi juga menguploadnya ke dalam jejaring sosial miliknya.

"Fiuh....., akhirnya selesai juga memposting puisi baru ini ke dalam akun blog"

Sambil menghela nafas dan membersihkan keringat yang sedari tadi mengalir membasahi wajah putihnya. Robi segera membereskan laptop dan barang-barang lainnya yang berserakan, lalu segera mandi karena cuaca sudah tidak bersahabat, sehingga Robi menjadi basah oleh keringat.

Selesai mandi Robi berjalan ke belakang dan mengambil sepiring nasi beserta lauk, sayur dan air minum lalu kembali lagi ke ruang tengah. Robi menghidupkan televisi, Ia menonton televisi sambil makan.

"Drrrt..., drrrt..."

ponsel Robi bergetar.

"Halo, selamat siang, maaf ini siapa ya?"

"Iya, halo, apa benar ini dengan Robi? Saya Dodi dari toko buku Membaca, langganannya mas Robi"

"Oh iya, benar mas.., ada apa ya?"

"Begini mas, saya mau memberitahu bahwa mas Robi mendapatkan hadiah kupon belanja dari toko buku kami, karena sudah berlangganan selama 3 tahun"

"Oh ya..? apa benar itu?"

"Iya mas, benar..sekarang mas Robi bisa datang ke toko buku kami untuk mengambil kuponnya"

"Ok.., kalau begitu sekarang juga saya ke sana"

"Baiklah mas, kami tunggu ya..."

Setelah mendapat kabar demikian Robi langsung bersiap-siap dan berangkat ke toko buku langgannya. Tak sampai setengah jam, Robi sudah sampai di toko buku langgannya dan segera masuk untuk mengkonfirmasi hadiah dan segera mengambilnya. Sepulang dari toko buku, Robi menemui Budi di kontrakannya.

"Tok.., tok.., tok..."

"Budi...?"

Tidak ada sahutan dari Budi, Robi pun mencoba mengetuk kembali sampai tiga kali memanggil. Karena masih tidak ada jawaban, Robi segera meninggalkan kontrakan Budi, padahal, Robi mau memberikan kupon yang baru saja didapatkan dari toko buku langgannya.

Sepulang dari kontrakannya Budi, Robi langsung pulang ke rumah untuk melanjutkan aktivitas yang sudah menjadi rutinitas keseharian Robi, yaitu membaca buku. Hari sudah mulai gelap, matahari pun sudah mulai terbenam, itu menjadi pertanda bagi Robi untuk segera merapikan buku-buku yang berserakkan dan mandi. Selesai mandi Robi makan malam, lalu lanjut membaca buku kembali sampai larut malam.

Keesokkan harinya, Robi mencoba mendatangi kembali kontrakan Budi, siapa tahu, Budi ada di kontrakan pada pagi hari. Secepat mungkin Ia mandi dan sarapan, lalu langsung menuju beranda rumah dan menghidupkan motor. Dengan kecepatan yang tinggi Robi memacu kendaraannya agar bisa lebih cepat sampai di kontrakan Budi.

"Tok.., tok.., tok..., Budi.., Bud.."

"Cekrek..., cekrek..."

"Mas Robi..., ada apa pagi-pagi sudah datang kemari"

"Dari kemarin aku datang, tapi kamu malah tidak ada"

"Oh, iya, mas, aku kemarin pergi ke rumah teman sekelas, biasa..., ngerjain tugas"

"Nih.., aku ada kupon belanja dari toko buku langganan, untuk kamu saja Bud.., aku sekarang lagi belum mau beli buku baru.., soalnya masih banyak buku yang aku beli belum di baca"

"Beneran nih, mas..., wah..., aku jadi terharu, terima kasih ya mas Robi.."

Setelah memberikan kupon itu Robi langsung pergi meninggalkan kontrakan Budi dan pulang ke rumah untuk melanjutkan membaca buku yang semalam belum selesai Ia baca. Tanpa terasa sudah tiga buku habis, dibaca oleh Robi. Buku keempat pun mulai di buka dan Robi mulai membaca pada halaman pertama.

Halaman demi halaman dibaca dengan wajah serius, tampak keringat mulai bercucuran deras, mengalir dan membasahi pipi Robi yang licin dan mulus itu. Hingga akhirnya sampailah pada halaman terakhir dari buku yang dibaca, Robi menutup buku tersebut dengan sangat hati-hati dan penuh dengan perasaan.

Buku cerita novel yang dibaca, menceritakan kisah sepasang kekasih yang berpisah lantaran sang laki-laki harus berangkat ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Cerita ini sangat berkesan dan dapat membuat Robi menjadi terharu, karena Robi sendiri belum pernah pacaran, makanya Ia menjadi terharu dan membayangkan bagaimana jadinya kalau Robi sendiri yang mengalami hal yang sama seperti dalam cerita novel tersebut.

Sudah empat buku habis di lahap oleh Robi. Hari sudah mulai sore, sudah waktunya bagi Robi untuk mandi dan menyiapkan makan malam. Setelah selesai mandi dan makan malam, Robi segera beristirahat, karena mengingat besok adalah hari pertama masuk kuliah setelah liburan panjang. Sebelum beristirahat Robi masih menyempatkan diri untuk sebentar saja membaca buku-buku refrensi yang akan dipergunakan dalam proses perkuliahan sampai akhirnya terlelap.

Palembang, 10 Juli 2017

"Menulislah, karena itu adalah SENI..."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun