Setelah memberikan kupon itu Robi langsung pergi meninggalkan kontrakan Budi dan pulang ke rumah untuk melanjutkan membaca buku yang semalam belum selesai Ia baca. Tanpa terasa sudah tiga buku habis, dibaca oleh Robi. Buku keempat pun mulai di buka dan Robi mulai membaca pada halaman pertama.
Halaman demi halaman dibaca dengan wajah serius, tampak keringat mulai bercucuran deras, mengalir dan membasahi pipi Robi yang licin dan mulus itu. Hingga akhirnya sampailah pada halaman terakhir dari buku yang dibaca, Robi menutup buku tersebut dengan sangat hati-hati dan penuh dengan perasaan.
Buku cerita novel yang dibaca, menceritakan kisah sepasang kekasih yang berpisah lantaran sang laki-laki harus berangkat ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Cerita ini sangat berkesan dan dapat membuat Robi menjadi terharu, karena Robi sendiri belum pernah pacaran, makanya Ia menjadi terharu dan membayangkan bagaimana jadinya kalau Robi sendiri yang mengalami hal yang sama seperti dalam cerita novel tersebut.
Sudah empat buku habis di lahap oleh Robi. Hari sudah mulai sore, sudah waktunya bagi Robi untuk mandi dan menyiapkan makan malam. Setelah selesai mandi dan makan malam, Robi segera beristirahat, karena mengingat besok adalah hari pertama masuk kuliah setelah liburan panjang. Sebelum beristirahat Robi masih menyempatkan diri untuk sebentar saja membaca buku-buku refrensi yang akan dipergunakan dalam proses perkuliahan sampai akhirnya terlelap.
Palembang, 10 Juli 2017
"Menulislah, karena itu adalah SENI..."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H