"KRING...!KRING...!"
Suara alarm membangunkan Robi. Terkejut, melihat jam bekernya yang berdering tadi, ternyata telah menunjukkan waktu yang sudah siang. Matahari sudah mulai terasa panas yang perlahan-lahan menusuk tajam ke dalam kulit Robi.
"Aduh..! sial.., sial..! kok bisa hari ini aku bangunnya kesiangan? Waduh.., bakalan telat nih, mana jalanan sudah mulai macet lagi..!"
Robi menggerutu sambil dengan tergesa-gesa membersihkan diri lalu segera berangkat kuliah. Dengan kecepatan yang tinggi Robi memacu sepeda motor miliknya dengan harapan akan tiba di kampus tepat waktu.
Sesampainya Robi di halaman parkir, dengan segera ia berlari-lari menuju kelas yang terletak dilantai 3 gedung fakultas tempat dirinya mengenyam pendidikan. Setelah sampai di depan kelas Robi langsung mengetuk pintu dan masuk ke dalam kelas, yang ternyata perkuliahan hari itu sudah mau dimulai.
"Ma..maaf.., pak, saya terlambat"
Aku sedikit terbata-bata dan mataku yang melirik kearah teman-teman sekelas yang terlihat senyum-senyum karena hanya aku sendiri yang terlambat hari itu.
"Robi.., kenapa kamu hari ini terlambat? Tidak seperti biasanya, kamu yang selalu hadir lebih awal sekarang malah terlambat.."
"Iya, pak, sekali lagi maaf, kemarin saya keasikan membaca beberapa buku yang baru saja saya beli di toko buku."
Memberikan alasan yang masuk akal membuat Robi dimaafkan oleh dosen tersebut dan sepertinya dosen tersebut juga tidak begitu mempermasalahkannya, karena ia mengenal Robi cukup lama, maklum, dosen tersebut adalah sahabat ayahnya Robi ketika mereka sama-sama masih menempuh pendidikan S1 beberapa belas tahun yang lalu.
"Oh..begitu ceritanya, kalau begitu silahkan duduk"
"Terima kasih pak"
Setelah dipersilahkan duduk akhirnya Robi pun mengikuti perkuliahan hari itu sampai selesai, lalu segera pulang kerumah untuk melanjutkan membaca buku yang kemarin belum selesai dibacanya.
"Ah.., akhirnya selesai juga buku-buku ini aku baca, sebentar lagi aku harus pergi ke toko buku itu lagi dan membeli beberapa buah buku untuk aku baca malam ini."
"Drrrtt..., drrrtt..."
Dilihatnya siapa yang menelepon siang-siang begini? Ternyata yang meneleponnya siang-siang adalah ayahnya Robi.
"Hallo.., Robi, gimana kabarmu, kuliahnya juga bagaimana apakah lancar-lancar saja?"
"Hallo juga ayah, aku baik-baik saja, kuliah juga berjalan dengan baik"
"Lalu bagaimana juga kabar ayah dan ibu disana? Apakah sehat-sehat?"
"Iya, nak, kami baik-baik saja kok, oh ya, kapan kamu liburan, nanti kalau liburan jangan lupa pulang kesini ya..?"
"Iya, yah.., Robi akan pulang kalau liburan nanti, oh ya, sudah dulu ya, ayah, Robi mau pergi ke toko buku nih"
Robi mengakhiri perbincangan dengan ayahnya yang menelepon, lalu Robi segera memacu sepeda motornya menuju toko buku tempat biasa ia membeli buku. Setelah membeli beberapa buah buku, akhirnya Robi pun segera pulang dan membaca buku tersebut satu-persatu sampai menjelang Mahgrib. Aktivitas itu pun di akhiri dengan sholat Mahgrib di Masjid dekat tempat tinggalnya.
Begitu yang dilakukan oleh Robi setiap harinya selain mengikuti kuliah, dan setiap hari juga teman-teman Robi berkunjung ke rumahnya biarpun hanya sekadar bercerita, diskusi, ataupun meminjam buku-buku yang dimiliki Robi.
Palembang, 20 Juni 2017
"Mengkomunikasikan segala persoalan dengan orang yang lebih tua sangat baik untuk dilakukan..."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H