Jurnalisme multimedia memiliki berbagai jenis elemen. Dari beberapa elemen ini disaat ingin menggunakan lebih dari 1 elemen maka jangan sampai mengulangi topik dari masing-masing elemen.
Hal ini sifatnya, dimasing-masing elemen harus saling melengkapi satu sama lain. Baiknya masing-nasing elemen digunakan dengan cara memaksimalkan kekuatannya.
Saat merencanakan suatu topik, jurnalis harus memilah mana yang perlu dimasukan atau dihilangkan dalam suatu elemen. Jika bagiannya terlalu panjang maka akan menambah kerumitan dan akhirnya tidak terbaca.
Jurnalisme multimedia terus berkembang karena mulai banyak jurnalis yang mengembangkannya. Jurnalisme multimedia juga membuka alat dan teknik digital baru.
- inovasi teknologi,Â
- jurnalis foto,Â
- organisasi bisnis media,Â
- khalayak, danÂ
- kondisi politik, ekonomi, sosial, serta budaya.
Masing-masing elemen memberikan kekuatannya sendiri dan saling berkaitan.
Wartawan memiliki intepretasi yang luas untuk menunjukan hilangnya kendali yang mengganggu pengamatan. Masyarakat akan tertarik perhatiannya dengan menjaga alur dan tidak berlebihan.
Hal ini terjadi disaat perkembangan online mulai muncul dan wartawan bisa dengan lebih leluasa untuk membuat atau mengemas konten lebih menarik tetapi tidak keluar dari konteks atau aturan yang sudah ada.
Jurnalisme multimedia awalnya mengarah terhadap beberapa hal seperti :
- Fotografi
- Videografi
- Audio
Serta konten lain yg bukan menggunakan teks.
Keterampilan multimedia ini tercantum dalam iklan pekerjaan yang mencakup pengembangan web hingga videografer.
Uniknya tidak semua jurnalis menganggap istilah multimedia ini harus di pakai. Eric Meierson seorang produser di MediaStorm sejak 2006 tidak menggukakan kata multimedia.
Jurnalis harus mampu menyederhanakan sebuah berita yang layak dan mudah dipahami oleh masyarakat luas.
Hal ini juga memudahkan masyakarat akibat banyak elemen yang bisa dibaca, didengar, dan diucapakan supaya masyarkat mampu dengan rata mengerti apa yang ingin disampaikan oleh jurnalis.
Membantu kaum berkebutuhan khusus juga seperti contoh audio/podcast membantu orang yang menyandang kebutuhan khusus maka dapat mendengarkan suara.
Cerita multimedia menawarkan kesempatan kepada para jurnalis untuk menunjukkan berbagai sisi cerita secara paralel, berlapis, disandingkan. Akan tetapi hal ini tidak perlu berlebihan karena menampakkan kesan yang bertele-tele.
Diharapkan jurnalis paham akan jurnalisme multimedia untuk mampu menggaet masyarakat supaya terupdate oleh sebuah berita yang mungkin penting bagi mereka.
Penilaian Jurnalistik juga tetap di perlukan yang menjaga ketertiban adanya persediaan organisaisi untuk para wartawan.
Jurnalisme multimedia mulai berkembang baik di era digital ini dengan mudahnya masyarakat mengakses untuk kepentingan mereka. Hal ini dapat dilihat bahwa perkembangan jurnalisme bagus dan sangat pesat terutama di Indonesia.
Akses penjelasan lainnya melalui:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H