Mohon tunggu...
Bernadette Saiburju
Bernadette Saiburju Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

A Public Sector Accounting student at Universitas Gadjah Mada who is passionate about financial accounting (both in the private sector and public sector) and economics. Interested in the field of taxation and auditing. Willing to learn for a lifetime and willing to work both in a team and individually. Has a goal to give a meaningful contribution and long-lasting impact in life.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bantuan Operasional Kesehatan, Peran Pajak dalam Peningkatan Kualitas Layanan Kesehatan Primer

21 Juni 2024   22:49 Diperbarui: 22 Juni 2024   00:38 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

           Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 yang kemudian diperbarui menjadi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan , pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

       Pajak memiliki dua peran yaitu Peran Budgetair dan Peran Regulerend. Peran Budgetair mengandung makna bahwa pajak digunakan sebagai sumber dana pemerintah dalam membiayai pengeluaran negara. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara merupakan contoh dari pelaksanaan fungsi ini. Sedangkan, Peran Regulerend mengandung makna bahwa pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah di bidang sosial dan ekonomi, seperti tarif pajak progresif, pajak atas industri tertentu, dan sebagainya.

     Dalam menjalankan kedua peran ini , pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2024, Pemerintah Pusat Negara Indonesia menargetkan Penerimaan Pajak sebesar Rp2.309,9 Triliun atau tumbuh sebesar sembilan persen dari Penerimaan Pajak pada tahun sebelumnya. Target ini ditetapkan berdasarkan proyeksi perekonomian domestik, tingkat kepatuhan dan integrasi teknologi dalam sistem perpajakan.

     Proyeksi Penerimaan Pajak akan digunakan sebagai “bahan bakar” pemerintah dalam menjalankan berbagai program kerja yang telah direncanakan dan dianggarkan. Pada tahun 2024, Pemerintah menganggarkan Rp 187,5 Triliun dalam rangka menyelenggarakan program kerja dan kegiatan di bidang kesehatan. Anggaran ini meningkat sebesar 8,7 persen dari anggaran tahun sebelumnya.

        Anggaran dalam bidang kesehatan akan difokuskan untuk penguatan sistem kesehatan melalui transformasi sistem kesehatan, yaitu peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan primer dan rujukan, ketahanan kesehatan, serta pembiayaan, sumber daya manusia , dan teknologi kesehatan. Pembangunan bidang kesehatan juga menitikberatkan pada upaya percepatan penurunan angka prevalensi stunting hingga mencapai angka 14 % serta penanganan penyakit katastropik.

       Dalam rangka mencapai arah kebijakan mengenai peningkatan akses kesehatan dasar, pemerintah menetapkan sasaran output prioritas nasional sebanyak 10.074 puskesmas dan 545 daerah. Puskesmas-puskesmas dan daerah-daerah yang menjadi sasaran output prioritas akan mendapatkan pendanaan dalam menjalankan operasional layanan melalui salah satu jenis  transfer ke daerah, yaitu Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).

      Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Dana Bantuan Operasional Kesehatan Tahun Anggaran 2024, Dana Operasional Kesehatan merupakan salah satu jenis Dana Alokasi Khusus nonfisik untuk membantu mendanai kegiatan operasional bidang kesehatan yang merupakan urusan daerah sesuai dengan program prioritas nasional bidang kesehatan.

         Dana Bantuan Operasional Kesehatan terdiri dari dua jenis , yaitu Dana BOK Dinas Kesehatan dan Dana BOK Puskesmas. Baik Dana BOK Dinas Kesehatan dan Dana BOK Puskesmas disalurkan dari rekening kas umum negara ke rekening kas umum daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

         Dana BOK Dinas Kesehatan diperuntukkan bagi dinas kesehatan provinsi dan dinas kesehatan kabupaten/kota sebagai pelaksana program kesehatan. Dana BOK Dinas Kesehatan Provinsi dan Dana BOK Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota digunakan untuk kegiatan pengawasan obat serta makanan.

         Dana BOK Dinas Kesehatan Provinsi juga digunakan untuk :

  • Penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
  •  Percepatan perbaikan gizi Masyarakat.
  • Upaya deteksi dini, preventif dan respons penyakit.
  • Kefarmasian dan bahan medis habis pakai.

          Sedangkan, Dana BOK Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota juga digunakan untuk :

  • Penurunan AKI-AKB dan perbaikan gizi.
  • Upaya deteksi dini, preventif dan respons penyakit.
  • Upaya gerakan masyarakat hidup sehat.
  • Penguatan koordinasi tata kelola UKM sekunder.
  • Dukungan akreditasi rumah sakit tipe D pratama.
  • Dukungan mutu dan akreditasi FKTP.
  • Kefarmasian dan bahan medis habis pakai.
  • Pelayanan kesehatan bergerak.
  • Penguatan kolaborasi Puskesmas dengan klinik pratama dan tempat praktik mandiri dokter (TPMD) dalam pelayanan program prioritas.
  • Peningkatan kapasitas laboratorium kesehatan daerah menuju standar  dua.
  • Kalibrasi alat kesehatan.
  •  Pelatihan/peningkatan kapasitas tenaga kesehatan untuk topik prioritas dan peningkatan kapasitas kader kesehatan untuk topik prioritas.

             Dana BOK Puskesmas diperuntukkan bagi puskesmas sebagai pelaksana program kesehatan.  Dana BOK Puskesmas Provinsi dan Dana BOK Puskesmas Kabupaten/Kota digunakan untuk  pemberian makanan tambahan berbahan pangan lokal, penurunan AKI-AKB dan perbaikan gizi masyarakat, upaya deteksi dini, preventif dan respons penyakit, insentif UKM, penguatan kolaborasi Puskesmas dengan klinik pratama, dan tempat praktik mandiri dokter (TPMD) dalam pelayanan program prioritas, serta manajemen puskesmas.

             Dana Bantuan Operasional Kesehatan merupakan wujud dari peran pajak sebagai sumber dana dalam pembiayaan program kerja pemerintah serta salah satu sarana dalam melaksanakan kebijakan pemerintah. Menurut saya , secara tidak langsung, pajak dapat meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan mencegah peningkatan penyakit katastropik serta mengurangi prevalensi stunting. Layanan kesehatan primer merupakan layanan fundamental dalam mencegah penyakit katastropik melalui deteksi dini penyakit dan ujung tombak dalam upaya edukasi dan promosi gaya hidup sehat bagi semua kalangan masyarakat. 

          Penerimaan Pajak dapat meningkatkan mutu sumber daya yang digunakan bila digunakan secara efektif dan efisien sehingga.Oleh karena itu, dibutuhkan kepatuhan wajib pajak yang tinggi dan partisipasi aktif oleh masyarakat melalui pemantauan dan pengawasan dalam penggunaan Dana Bantuan Operasional yang dialokasikan kepada puskesmas dan daerah yang menjadi sasaran output strategis agar arah kebijakan pemerintah terkait kesehatan dapat terealisasi secara efektif, efisien, dan ekonomis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun