Estetika Film dalam Aditokoh
Estetika film menurut Ariansah (2008:46) mengacu pada sebuah studi yang memandang film adalah seni beserta pesan -- pesan artistik tentang keindahan dan kenikmatan rasa dalam perspektif film.
Seni dalam sebuah film dapat muncul karena sifatnya yang belum tentu sepenuhnya menjadi realita objektif.
Namun, di beberapa film memiliki pencapaian secara teknis apabila mampu merekam dan menampilkan realitas masyarakat secara persis. Harapannya, penonton merasa bahwa film tersebut adalah potongan peristiwa yang dialami.
Oleh karena itu, unsur naratif atau sinematik dalam membangun atmosfer film perlu ditentukan dan difokuskan melalui pemilihan karakteristik lelakon.
Nurgiyantoro (2015 dalam Sari, 2020:90) mengatakan bahwa lelakon adalah pendukung munculnya atmosfer cerita sebuah film yang dikehendaki produser film.
Lelakon atau aditokoh sebagai pemeran utama digambarkan Minderop (1996 dalam Nurgiyanto, 2020:90) sebagai tokoh yang memiliki dimensi akan imajinasi secara luas dan kaya.
Hal tersebut yang kemudian menjadi bekal dan keberhasilan seorang aditokoh dikenal sebagai aktor atau aktris berdasar karakter yang dimainkan.
Untuk itu, estetika film dalam aditokoh menjadi penentu nilai yang ditanamkan oleh kemahiran aktor/aktris dalam membedakan perilaku dan karakter.
Aditokoh Terganti