Â
Pendekatan terstruktur
      Pada pendekatan ini merupakan bentuk kompromi antara pendekatan psikoanalisis yang sangat direktif dan pendekatan hubungan yang sangat bebas mengikuti keinginan anak. Pada pendekatan terstruktur ini orang tua diajak untuk aktif dalam melakukan terapi bermain dengan anak. Dalam pendekatan ini orang tua juga diberikan pelatihan khusus untuk ikut terlibat dalam sesi terapi bermain. Orang tua juga diberikan pelatihan khusus agar dapat melakukannya di rumah dan diberi saran-saran juga agar mampu memberi rasa aman terhadap anak dan tidak menuntut dan terlalu banyak mengarahkan anak. Terapi bermain yang dapat dilakukan sebagai berikut:
Storytelling
      Menggunakan cerita untuk merangkul anak-anak mengenal lingkungannya adalah cara yang sangat ampuh untuk mempengaruhi perilaku anak. Dengan cerita anak akan terbantu dalam memahami budayanya, lingkungannya, dan mewariskan nilai kepercayaan yang sudah ada dalam keluarganya. Teknik storytelling dikembangkan oleh Richard Gardner (1972, 1986, 1993), yang tidak hanya menceritakan suatu cerita pada anak dan bertanya reaksi mereka, tetapi juga terlibat dalam story telling itu. Teknik ini ia sebut sebagai mutual storytelling. Richard Gardner melakukannya dengan cara meminta anak untuk menceritakan sesuatu. Lalu ia berusaha untuk mengenali siapa yang diwakilkan dalam cerita tersebut. Kemudian Ia menceritakan ulang cerita tersebut dengan bahasa anak. Lalu ia revisi cerita tersebut, konflik yang ada pada cerita awal tersebut ia selesaikan dengan cara yang lebih konstruktif. Dengan demikian anak kemudian dapat menyadari bahwa ada cara yang lebih efektif ketika sedang menangani masalah.
Bibliotherapy
      Dalam pendekatan ini anak-anak diajak berdiskusi mengenai perilaku, pikiran, perasaan dan masalah karakter dalam cerita yang sedang diceritakan. Cerita ini diambil dari pengalaman-pengalaman hidup orang lain yang memiliki kemiripan dengan apa yang dirasakan oleh anak tersebut sehingga anak bisa terhibur hatinya. Tujuan utama dari bibliotherapy adalah untuk mendorong anak agar mampu mengekspresikan masalah mereka secara terbuka; mengajarkan anak untuk mampu menganalisa perasaan dan perilakunya sendiri; menstimulasi anak-anak untuk mempertimbangkan berbagai macam alternatif solusi dari masalahnya; menyadarkan anak bahwa bukan hanya ia yang mempunyai masalah; mengajarkan anak untuk bisa berpikir konstruktif dan positif.
Art Therapy
Pada pendekatan ini anak dirangsang untuk menciptakan karya seni yang mempunyai manfaat. Karena dipercaya bahwa karya seni mampu memberi ruang kepada anak untuk mengekspresikan perasaan ketika kata-kata tidak mereka temukan. Seni digunakan untuk memperbaiki kondisi fisik, mental, dan emosional. Ekspresi artistik menolong individu segala usia untuk menyelesaikan konflik, mengatasi masalah, mengembangkan keterampilan sosial, mengendalikan perilaku, mengurangi stress, meningkatkan harga diri dan kesadaran diri, dan mendapatkan pencerahan.
Â
Kesimpulan