Tapi memang benar jika perawatan bukti sejarah di Indonesia itu kurang. Jika ada perawatan pada bukti sejarah, itupun hanya sebatas bukti-bukti sejarah yang bernilai besar. Entah besar dalam menyumbangkan kisahnya atau besar dalam menambah devisa negara melalui pariwisata. Pada dasarnya, sejarah itu menyambung, jika satu sambungan putus maka kisah sejarah akan sulit terdeteksi. Penyambung dari sejarah-sejarah besar tidak lain dan tidak bukan berasal dari sejarah-sejarah kecil yang tersembunyi.
Kerusakan bukti sejarah di wilayah-wilayah kecil tidak hanya di wilayah Jawa Timur saja, namun di seluruh provinsi di Indonesia. Ingat tragedi penjarahan situs Majapahit di Trowulan Mojokerto? Ini situs besar lhoo... bukan situs kecil lagi layaknya Candi Ngetos/ Tajum. Setelah perabuannya dibiarkan runtuh, sekarang Indonesia membiarkan rumahnya dijarah. Malang sekali nasibmu wahai Sang Prabu Agung Hayam Wuruk...
Ini pe-er siapa coba?? Jelas pe-erkita sebagai Makhluk yang tinggal diatas Negara Indonesia.
Ahahaha... (^_^)
 Makasih udah nyempatin waktu buat berkunjung dan baca yaa... Sampai bertemu ditulisan selanjutnya. Untuk judulnya, masi mikir ini... (o_O)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H