Mohon tunggu...
Berlian Indraswari
Berlian Indraswari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya memiliki hobi mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perubahan Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru 2023, Haruskah Merana atau Malah Bahagia?

25 November 2022   17:43 Diperbarui: 25 November 2022   17:46 1412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, setiap permasalahan pasti ada solusinya, berdasarkan permasalahan atau isu yang sudah dipaparkan diatas terdapat salah satu solusi yaitu pada tahun 2023 sistem penerimaan mahasiswa baru tetap menggunakan sistem yang diterapkan seperti tahun-tahun sebelumnya.

Mengapa demikian? Karena diumumkannya perubahan ini dinilai terlalu mendadak, mereka yang ingin mengikuti tes ini terlanjur mempersiapkan diri sesuai dengan kebijakan yang diterapkan ditahun 2022. Karena mereka sadar bahwa seleksi masuk perguruan tinggi negeri sangatlah ketat dan sulit, karena itulah mereka menyiapkan diri mereka sedini mungkin.

Pastinya banyak persiapkan seperti mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk bimbel, membeli buku-buku persiapan tes yang harganya sangat mahal. Dimana di dalam buku-buku tersebut tipe-tipe soalnya seperti tahun-tahun sebelumnya dan sekarang tipe soal tidak sama dengan tahun-tahun sebelumnya sehingga mau tidak mau harus membeli buku lagi untuk mendalami tipe soal yang sesuai dengan yang akan diujikan diseleksi tahun 2023.

Perlu diketahui bahwa tidak semua orang memiliki ekonomi yang berada, untuk calon peserta yang memiliki ekonomi pas-pasan hal ini akan membuat mereka merasa rugi, apalagi mengingat dampak dari Covid-19 masih bisa dirasakan.

Lalu seseorang yang melakukan gapyear rela menunda kuliah demi mendapatkan program studi dan kampus impian akan merasa bingung karena mereka telah mempersiapkan kebijakan tes seperti tahun sebelumnya.

Tes yang diujikan pada kebijakan baru hanya TPS saja, bukan semakin mudah tapi tipe soal akan semakin sulit. Namun, hal ini bertolak belakang dengan hanya diujikannya TPS di SNBT, peserta akan semakin banyak, karena banyak yang berpikir TPS saja akan mudah dan tidak perlu mempelajari materi secara khusus. Sehingga nanti akan banyak dari peserta yang sudah menjadi mahasiswa mengikuti lagi seleksti tes dengan alasan ingin mencoba-coba.

Mereka yang penasaran ini bisa jadi lolos namun tidak mengikuti daftar ulang dan hal ini pasti akan merugikan orang-orang yang serius ingin masuk program studi tersebut. Walaupun setiap peserta diberi kesempatan 2 kali, tetap saja hal ini akan merugikan waktu dan tenaga peserta.

Beberapa solusi dari isu tersebut yaitu sistem penerimaan tahun 2023 disamakan seperti tahun 2022. Kebijakan baru ini bisa dilakukan di tahun 2024 agar peserta bisa menyiapkan diri, mental, dan finansial.

Selain itu perlu adanya sosialisasi lebih lanjut dari pihak penyelenggara terkait dengan kebijakan baru ini kepada calon peserta, pastinya calon peserta sudah terlanjur dan memahami bagaimana penerimaan mahasiswa baru ini berdasarkan sistematika yang berjalan sebelumnya. Sehingga mereka seperti masih kebingungan dan ketakutan karena adanya kebijakan baru yang sangat mendadak.

Dikhawatirkan calon peserta tidak fokus belajar karena terlalu takut mengenai kebijakan baru ini yang pastinya membuat mental mereka tidak stabil.

Untuk mencegah peserta yang tidak bertanggung jawab seperti tidak melakukan daftar ulang, pihak penyelenggara (BP3) harus melakukan batasan daftar ulang secepatnya agar tidak merugikan banyak pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun