Mohon tunggu...
Berlian Ayuningtyas
Berlian Ayuningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Assalamualaikum

Bermimpi berdoa dan berusaha

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Demi Bumi Bersaksi"

8 Mei 2023   21:16 Diperbarui: 8 Mei 2023   21:20 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bumi tak sama layaknya kala belia.

Sekarang tandus dan muram.

Ada apa dengan bumi.

Apa karena intimu menemui puncak.

Bumi yang teratur,bumi yang indah.

Buni yang memiliki banyak naungan kehidupan.

Apa benar selama ini kau ingin hidup?

Bagaimana jika selama ini kau sebenarnya ingin mati?

Bumi yang biasanya berotasi dengan teratur.

Kini tersendat oleh gravitasi.

Ia tidak mau lagi menemui siang.

Ia takut untuk bertemu matahari.

Bumi kau yang injak .

Apa ini bisa disebut pemberontakanmu.

Matahari memperhatikannya,matahari diam saja.

Melihat salah satu jajaran,setia mulai tak menghargainya.

Tapi matahari apa kau menyayangi bumi?.

Apakah kau bisa merasakan.

Atas apa perubahan yang dilalui olehnya? Memahaminya?.

Matahari kau terpuruk karena kehadiran bumi?.

Hancurkan saja bumi sedari awal.

Tak usah kau gubris aturan semesta.

Bumimu kini banyak pikiran,ia berpikir apa salahnya?.

Semua sudah ia penuhi.

Bukan salah bumi,boleh jadi adanya bumi karena adanya bulan.

Bukankah atas kalian terciptanya waktu dunia?.

Lalu bagaimana mungkin kau tegar mengusir bumi.

Dalam jajaran planet,sedari awal semuanya hanya untukmu.

Bukankah egois Ketika mengusir sesuatu dikala kau terus gerus manfaatnya?.

Jangan kau hindari dengan berkata itu tidak seberapa harga lenteramu.

Memang tidak seberharga lentera indah terangmu.

Tapi tidak tahukah bahwa itu membuat banyak badai atas sebabmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun