Mohon tunggu...
Berliana  Wusqo
Berliana Wusqo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bismillah berusaha dan terus berusaha

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Anak untuk Berinteraksi dengan Teman Sebayanya

20 Oktober 2021   15:32 Diperbarui: 20 Oktober 2021   16:07 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Vygotsky dan Erikson menjelaskan bahwa bermain peran disebut juga bermain simbolik, berpura-pura, membuat percaya, fantasi, imajinasi atau bermain drama sangat penting untuk perkembangan kognitif, sosial dan emosional anak usia tiga sampai enam tahun. 

Fungsi mental yang lebih tinggi berakar pada hubungan sosial dan kerja sama. Melalui bermain peran, anak dapat membangun kemampuan berimajinasi dan berkomunikasi dengan orang lain dalam konteks sosial, sehingga bermain peran secara nyata mencakup semua keterampilan yang dimiliki anak,

Bermain peran dalam pembelajaran merupakan salah satu model pembelajaran interaksi sosial, yang memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar aktif dengan adaptasi. Melalui peran, anak berinteraksi dengan orang lain yang juga melakukan peran tertentu sesuai dengan topik yang dipilih. 

Selama proses pembelajaran, setiap peran dapat melatih pengembangan empati, kasih sayang, kegembiraan, berbagi atau saling membantu, dan peran lainnya. Aktor tenggelam dalam peran yang dimainkannya sementara pengamat terlibat secara emosional, mencoba mengidentifikasi perasaan dengan perasaan yang bergejolak dan mendominasi permainan.

Kontribusi interaksi Teman sebaya menyediakan dunia di mana anak-anak bertemu dan berkomunikasi dalam suasana ciptaan mereka sendiri. Anak mengenal teman sebayanya dan membangun keakraban sehingga dapat meningkatkan hubungan dengan teman dan anak memiliki rasa memiliki. 

Anak-anak bergabung dengan kelompok sebaya karena mereka berpikir bahwa menjadi anggota kelompok akan menyenangkan dan menarik dan dapat memenuhi kebutuhan mereka, hubungan yang dekat dan rasa memiliki. Jika anak tidak berkomunikasi dengan orang lain, anak akan menyendiri dan ini sangat tidak nyaman. 

Jika mereka mencari hubungan dekat dengan teman sekelas atau peduli pada kesejahteraan teman lain, mereka akan antusias terlibat dalam kegiatan sekolah, baik secara sosial, serta penerimaan kurikulum.

Dengan berinteraksi dengan teman sebaya, anak dapat belajar untuk saling menghargai, memiliki pendekatan yang bertanggung jawab, belajar bekerja sama, berbagi dan menjaga teman yang lain. 

Mereka belajar berempati dan mulai belajar membantu teman yang membutuhkan. Menurut Beata dalam Susanto, ia menyatakan bahwa perkembangan sosial anak berkaitan dengan perilaku prososial dan permainan sosial. Aspek perilaku sosial meliputi:

a). Empati, yaitu menunjukkan kepedulian terhadap orang lain yang sedang mengalami kesulitan atau berbagi perasaan dengan orang lain yang sedang mengalami konflik.

b). Kedermawanan, yaitu berbagi sesuatu dengan orang lain atau memberikan barang-barang milik Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun