Mohon tunggu...
Berliana Meilia Santika
Berliana Meilia Santika Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Anemia Pada Remaja Putri, Faktor, Gejala, dan Cara Pencegahan

6 September 2024   23:26 Diperbarui: 6 September 2024   23:49 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Indonesia merupakan negara yang mempunyai tiga masalah gizi (triple burden) yaitu kekurangan gizi (stunting dan wasting), kelebihan gizi (overweight dan obesitas) dan kekurangan zat gizi mikro seperti anemia. Prevalensi anemia pada ibu hamil dan remaja putri di Indonesia masih tinggi dan menjadi masalah kesehatan masyarakat. Mengacu pada undang--undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan dan Peraturan Presiden No 72 tahun tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting, kelompok ibu hamil dan remaja putri merupakan sasaran kelompok prioritas atau kelompok rawan. Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi anemia pada ibu hamil 48,9%, dan prevalensi anemia pada usia 5-14 tahun (26,8%) dan usia 15-24 tahun (32%) (Rokomyanmas, 2020)


Anemia merupakan suatu keadaan dimana seseorang memiliki kadar hemoglobin dan eritrosit yang lebih rendah dari kadar normal. Anemia defisiensi zat besi lebih banyak terjadi pada remaja putri dibandingkan remaja putra dikarenakan remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya dan sedang dalam masa pertumbuhan, sehingga membutuhkan asupan zat besi yang lebih banyak. Anemia pada remaja berdampak buruk terhadap penurunan imunitas, konsentrasi, prestasi belajar, kebugaran remaja dan produktifitas. Selain itu, secara khusus anemia yang dialami remaja putri akan berdampak lebih serius, mengingat mereka adalah para calon ibu yang akan hamil dan melahirkan seorang bayi, sehingga memperbesar risiko kematian ibu melahirkan, bayi lahir prematur dan berat bayi lahir rendah (BBLR).

Kurangnya pengetahuan tentang anemia, dapat menyebabkan asupan penting seperti zat gizi yang mengandung zat besi, protein dan vitamin C dikonsumsi dalam jumlah yang terlalu sedikit dan mengakibatkan asupan zat gizi tidak terpenuhi. (Angelita Afina Arif Putri et.al., 2021)

Beberapa faktor penyebab anemia


1. Kekurangan vitamin B12 dan folat

2. Pendarahan
Memiliki periode menstruasi panjang dan tidak diiringi dengan konsumsi nutrisi yang cukup. Selain itu, konsumsi obat antiradang nonsteroid (NSAID) dalam jangka panjang, pascatrauma, pascaoperasi, demam berdarah, dan wasir yang parah, juga menimbulkan pendarahan

3. Kelainan bentuk sel darah merah
Bentuk sel darah merah abnormal adalah anemia sel sabit. Kondisi ini terjadi karena faktor genetik, yaitu ketika bentuk sel darah merah yang seharusnya bulat menjadi seperti bulan sabit yang menyerupai huruf C.

4. Penyakit tertentu
Beberapa jenis penyakit autoimun, seperti lupus, rheumatoid artritis, dan sindrom Sjogren, juga sering dikaitkan sebagai penyebab anemia karena diduga bisa membuat sistem imun justru menghancurkan sel darah merah sehingga jumlahnya berkurang.

Sementara penyakit lain, seperti malaria, talasemia, leukemia, defisiensi G6PD, dan infeksi virus Eipsten-Barr (EBV), juga bisa menyebabkan kerusakan sel darah merah sehingga sel mati lebih cepat dibandingkan waktu pembentukannya.

Gejala anemia
*Lemas dan cepat lelah
*Sakit kepala dan pusing
*Sering mengantuk, misalnya mengantuk setelah makan
*Kulit terlihat pucat atau kekuningan
*Detak jantung tidak teratur
*Napas pendek
*Nyeri dada
*Dingin di tangan dan kaki

Cara Mencegah Anemia pada remaja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun