Beruntung sekali, Paman Dominggus cepat dibawa ke rumah sakit sehingga segera ditangani. Puji Tuhan beliau dapat diselamatkan, dan kini sedang dalam masa pemulihan.Â
Mengingat banyaknya petugas pemilu yang terkapar sakit dan tidak sedikit yang meninggal dunia, tidak ada salahnya metode pemilihan umum yang telah berjalan di-review ulang.Â
Ngeri juga rasanya, jadi petugas pemilu berasa seperti mau pergi perang, siap mati.Â
Bukan apa-apa, di balik nyawa yang melayang, ada anak istri dan keluarga yang ditinggalkan. Belum lagi bila anak-anaknya masih kecil-kecil, atau mungkin sang istri tidak bekerja. Artinya, kematian tersebut merenggut tulang punggung sebuah keluarga.Â
Memang pemerintah menjamin santunan bagi para pejuang demokrasi ini, tapi nyawa tidak tergantikan bahkan oleh uang. Santunan itu pun sifatnya hanya bantuan sementara, tidak mampu menjamin kehidupan keluarga hingga bertahun-tahun ke depan.
Semoga kejadian dalam pemilu kali ini bisa jadi pembelajaran bagi otoritas pelaksana pemilu. Harapannya, pemilu-pemilu yang akan datang bisa berlangsung lebih "sehat" bagi para pejuang dan pelaksana pesta demokrasi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H