Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Alasan Seorang "Silent Majority" Tidak Memilih 01 atau 03

19 Februari 2024   07:00 Diperbarui: 19 Februari 2024   07:16 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Pelajaran: silent majority sudah berbicara. Siapa mereka? Mereka yang menyimak namun jarang komen, mereka yang jarang ribut-ribut di medsos tiap akun ini posting politik,” tulis Ridwan Kamil dalam unggahannya pada Rabu (14/2/2024).

Istilah silent majority jika dibahasakan dalam Bahasa Indonesia artinya mayoritas yang diam.

Melansir dari Kamus Oxford via Kompas.tv, dijelaskan, Silent Majority merupakan kelompok besar pada sebuah negara yang tidak menyatakan pendapat mengenai sesuatu atau tidak mengungkapkan pendapatnya dengan terbuka. 

Tak hanya itu, Silent Majority juga bisa diartikan menjadi bagian terbesar populasi negara yang terdiri dari orang-orang yang pasif dalam politik dan tidak mengungkapkan pendapat politiknya di muka umum.

Seperti itulah kurang lebih yang saya lakukan selama masa kampanye capres-cawapres. Alih-alih ikut berisik di media sosial, saya lebih suka memosisikan diri sebagai pembaca, penonton, dan penyimak pasif. 

Namun demikian, bukan berarti saya tidak tertarik dengan riuh semarak pencalonan presiden. Justru sebaliknya, saya mengejar unggahan-unggahan tersebut di media sosial tersebut.

Sangat menarik ketika bisa menyimak berbagai unggahan dari berbagai sudut pandang. Tidak kalah menarik pula memperhatikan beragam komentar yang bermunculan dari setiap unggahan. Mulai dari komentar mendukung, menolak, hingga debat panas panjang kali lebar hingga ribuan komentar. Terkadang bisa geli dan senyum-senyum sendiri bila berjumpa komentar-komentar kocak. 

Aktivitas menyimak tersebut tentu bukan sekadar kegiatan iseng. Aktivitas ini sangat membantu untuk menguji apakah pilihan saya sudah tepat. 

Di sisi lain, menyimak unggahan-unggahan serta beragam komentar tersebut juga pada akhirnya bermanfaat meneguhkan hati untuk tidak memilih dua calon lainnya di luar 02.

Sebenarnya keberpihakan kepada calon 02 baru benar-benar yakin saya tentukan sekitar beberapa minggu sebelum hari pencoblosan. 

Sebelum itu, pilihan saya masih terpecah antara capres 02 dan 03.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun