Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Cepat Kaya dengan Hidup Hemat a la Generasi "Baby Boomer"

10 Februari 2024   19:35 Diperbarui: 11 Februari 2024   14:34 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menggunting wadah krem muka yang sudah hampir habis isinya, untuk dikeruk sisa kremnya (Foto Martha Weda) 

Ilustrasi gaya hidup hemat (Kompas.com) 
Ilustrasi gaya hidup hemat (Kompas.com) 

Hidup berhemat menjadi ciri khas ibu sejak dulu. Saat saya kecil, bahkan sering kali saya menganggap ibu pelit. 

Ibu sangat ketat dalam pengelolaan uang. Beliau sangat konsisten menarik garis tegas antara kebutuhan dan keinginan. Jadi jarang sekali ibu membeli barang hanya karena sekadar memenuhi keinginan. Ibu hanya akan mengeluarkan uang untuk sesuatu yang benar-benar dibutuhkan. Selama masih ada barang lama yang bisa dimanfaatkan, ibu tidak akan membeli barang baru. 

Dalam membeli baju, misalnya. Jatah baju baru untuk saya dan tiga saudara kandung saya sudah sangat jelas, yaitu satu kali setahun, yakni menjelang hari raya Natal saja. Untuk itu, kami diwajibkan menabung selama satu tahun penuh sejak Januari pada tahun yang sama. 

Uang yang kami tabung bisa berasal dari mana saja, seperti dari uang jajan, atau uang angpau dari om, tante atau kerabat yang berkunjung ke rumah.

Ibu membelikan kami masing-masing sebuah celengan yang terbuat dari tanah liat. Lalu celengan akan disimpan di kolong tempat tidur. 

Ketika celengan dipecahkan pada awal bulan Desember, jumlahnya akan menentukan seberapa banyak baju dan sepatu baru yang bisa kami beli. Hasil tabungan satu tahun memang tidak banyak, tetapi biasanya cukup untuk membeli dua pasang baju baru, sepasang sepatu untuk ke gereja, dan sepasang kaus kaki baru.

Melalui cara ini, kami anak-anaknya juga dilatih untuk menghemat uang jajan. Tujuannya agar isi celengan kami bertambah guna pemenuhan kebutuhan akan baju baru di Hari Natal. Itu pula sebabnya, dulu, cukup sering saya menahan lapar di sekolah demi menahan uang jajan agar bisa mengisi celengan. 

Sesekali terkadang kami akan mendapat baju baru selain pada momen Natal. Salah satunya terjadi ketika satu kali ibu pergi mengunjungi tanah leluhurnya di Maluku.

Dalam perjalanan tersebut ibu singgah di Yogyakarta, dan membelikan saya sebuah dress untuk ke gereja berwarna krem yang sangat manis. Ibu juga membelikan saya sepasang sepatu berwarna senada dengan dress tersebut.

Pada lain waktu, dalam satu momen liburan sekolah, kami sekeluarga jalan-jalan ke Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, kami berkunjung ke Jakarta Fair (Pekan Raya Jakarta) yang kala itu masih diselenggarakan di kawasan Monas. Saat itu, ibu membelikan kami anak-anaknya sepasang baju sebagai tanda mata dari ibukota. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun